Sabtu, 06 Juni 2009

Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian I


Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Tuesday, 25 April 2006
Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian I


Dalam artikel ini Insya Allah saya akan terus meluncurkan riwayat-riwayat mengenai Sang Nabi saw, untuk menambah pengetahuan para pengunjung website ini dan menambah kecintaan kita kepada beliau saw, Perlu kita fahami bahwa wajah Sang Idola saw adalah wajah yang dipenuhi cahaya kelembutan dan kasih sayang, karena beliau adalah pembawa Rahmat bagi sekalian alam, maka wajah beliau penuh kasih sayang, demikian pula ucapan beliau saw, perangai, tingkah laku, dan bahkan bimbingan beliau saw pun penuh dengan kasih sayang Allah swt.

Seorang lelaki bertanya kepada Albarra? bin Azib ra : ?Apakah wajah Rasul saw seperti pedang ?? (bukankah beliau banyak berperang, apakah wajahnya bengis bak penguasa kejam?), maka menjawablah Albarra? bin Azib ra : ?Tidak.. tapi bahkan wajah beliau bagai Bulan Purnama..?, (kiasan tentang betapa lembutnya wajah beliau yang dipenuhi kasih sayang) (Shahih Bukhari hadits no.3359, hadits serupa Shahih Ibn Hibban hadits no.6287).

Diriwayatkan oleh Jabir bin samurah ra : ?wajah beliau saw bagaikan Matahari dan Bulan? (Shahih Muslim hadits no.2344, hadits serupa pada Shahih Ibn Hibban hadits no.6297), demikian pula riwayat Sayyidina Ali.kw, yang mengatakan : ?seakan akan Matahari dan Bulan beredar di wajah beliau saw?. (Syamail Imam Tirmidzi), demikian pula diriwayatkan oleh Umar bin khattab ra bahwa ?Rasul saw adalah manusia yang bibirnya paling indah?.

Al Imam Alhafidh Syeikh Abdurrahman Addeba?I mengumpulkan ciri ciri sang Nabi saw : ?Beliau saw itu selalu dipayungi oleh awan dan diikuti oleh kabut tipis, hidung beliau saw lurus dan indah, Bibirnya bagaikan huruf Miim (kiasan bahwa bibir beliau tak terlalu lebar tak pula sempit dan sangat indah), Kedua alisnya bagaikan huruf Nuun, (kiasan bahwa alis beliau itu tebal dan sangat hitam dan bersambung antara kiri dan kanannya)?.

Dari Abi Jahiifah ra : ?Para sahabat berebutan mengambil telapak tangan beliau dan mengusapkannya di wajah mereka, ketika kutaruh telapak tangan beliau saw diwajahku ternyata telapak tangan beliau saw lebih sejuk dari es dan lebih wangi dari misik? (Shahih Bukhari hadits no.3360).

Berkata Anas ra : ?Tak kutemukan sutra atau kain apapun yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tak kutemukan wewangian yang lebih wangi dari keringat dan tubuh Rasul saw? (Shahih Bukhari hadits no.3368). ?Kami tak melihat suatu pemandangan yg lebih menakjubkan bagi kami selain Wajah Nabi saw?. (Shahih Bukhari hadits no.649 dan Muslim hadits no.419) ?Ketika perang Uhud wajah Rasul saw terluka dan mengalirkan darah segar, maka putrinya yaitu Sayyidah Fathimah ra mengusap darah tersebut dan Sayyidina Ali kw memegangi beliau saw, namun ketika terlihat darah itu terus mengalir, maka diambillah tikar dan dibakar, maka debunya ditaburkan diluka itu, maka darahpun terhenti?. (Shahih Bukhari hadits no.2753).

Dari anas bin malik ra : ?Dan saat itu dirumah hanya aku, ibuku dan bibiku, lalu selepas shalat beliau berdoa untuk kami dengan kebaikan Dunia dan Akhirat, lalu Ibuku berkata : ?doakan pelayanmu ini wahai Rasulullah..? (maksudnya Anas ra), maka Rasul saw mendoakanku dan akhir doanya adalah : ?Wahai Allah Perbanyak Hartanya dan keturunannya dan berkahilah? (Shahih Muslim hadits no.660).

?Dan beliau saw itu adalah manusia yg terindah wajahnya, dan terindah akhlaknya? (Shahih Bukhari hadits no.3356) . ?Dan beliau saw itu adalah manusia yg termulia dan manusia yg paling dermawan, dan manusia yang paling berani? saw (Shahih Bukhari hadits no.5686).

Dari Abu Hurairah ra : ?Wahai Rasulullah.., bila kami memandang wajahmu maka terangkatlah hati kami dalam puncak kekhusyu?an, bila kami berpisah maka kami teringat keduniawan, dan mencium istri kami dan bercanda dengan anak anak kami? (Musnad Ahmad Juz 2 hal.304, hadits no.8030 dan Tafsir Ibn katsir Juz 1 hal.407 dan Juz 4 hal.50).
(Bersambung)
Terakhir Diperbaharui ( Friday, 05 May 2006 )

Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian II

Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian II
Dilengkapi Penjelasan Mengenai Tabarruk dan Istighatsah


ImageDalam artikel ini Insya Allah saya akan terus meluncurkan riwayat-riwayat mengenai Sang Nabi saw, untuk menambah pengetahuan para pengunjung website ini dan menambah kecintaan kita kepada beliau saw, Perlu kita fahami bahwa wajah Sang Idola saw adalah wajah yang dipenuhi cahaya kelembutan dan kasih sayang, karena beliau adalah pembawa Rahmat bagi sekalian alam, maka wajah beliau penuh kasih sayang, demikian pula ucapan beliau saw, perangai, tingkah laku, dan bahkan bimbingan beliau saw pun penuh dengan kasih sayang Allah swt.
Dilengkapi penjelasan mengenai Tabarruk dan Istighatsah

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa : "Rasulullah saw bila selesai shalat subuh, datanglah beberapa Khadim (ajudan/pembantu) Madinah dengan Bejana-bejana mereka yang berisi air, maka setiap kali datang kepada Rasul saw setiap bejana itu, maka Rasul saw menenggelamkan tangannya pada bejana tersebut, dan sering pula hal itu terjadi di musim dingin, maka Rasul saw tetap memasukkan jarinya pada bejana-bejana itu" (Shahih Muslim Bab : keakraban Rasul saw dan Tabarruk sahabat pada beliau saw/ hadits no.2324).

Dari Anas ra : "Kulihat Rasulullah saw dan pencukur rambut sedang mencukur rambut beliau saw, dan para sahabat mengelilingi beliau saw, maka tak ada rambut yang terjatuh terkecuali sudah didahului tangan mereka untuk mengambilnya" (Shahih Muslim Bab : keakraban Rasul saw dan Tabarruk sahabat pada beliau saw/ hadits no.2325).

Dari Anas ra : "Ummu sulaim ra mengambil keringat Rasul saw yang mengalir dengan handuk kulit dan memerasnya hingga mengalir disebuah mangkuk ketika beliau saw sedang tidur, maka Rasul saw terbangun dan berkata : "apa yang kau perbuat wahai Ummu Sulaim?", maka Ummu Sulaim menjawab : "Kami ingin mengambil berkah untuk anak-anak kami Wahai Rasulullah..", maka Rasul saw menjawab : "kau sudah mendapatkannya". (Shahih Muslim Bab : "Wanginya keringat Nabi saw dan Tabarruk dengannya", hadits no.2331 dan 2332).

Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat berebutan air bekas wudhu Rasul saw, mereka yang tak mendapatkannya maka mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul saw (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits no.503 dengan riwayat yang banyak).

Mengenai Tabarruk ini, sudah jelas dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Rasul saw tak pernah melarangnya, apalagi mengatakan musyrik kepada yang melakukannya, bahkan para sahabat Radhiyallahu'anhum bertabarruk (mengambil berkah) dari Rasul saw, mengambil berkah ini pada dasarnya bukan menyembah, sebagaimana dituduhkan sebagian saudara kita muslimin, tapi merupakan Luapan kecintaan semata terhadap Rasul saw dan itu semua merupakan hal yang lumrah, sebagaimana kita membedakan air zam-zam dengan air lainnya, mengapa?, bukankah itu sama saja dengan Tabarruk dengan air yang muncul di perut bumi?, air zam-zam itu muncul dari sejak Bunda Nabiyallah Ismail as dikunjungi Jibril as.

Riwayat-riwayat diatas adalah dalil jelas bahwa Tabarruk tidak dilarang oleh Rasul saw bahkan sunnah.., bila ada sekelompok orang yang mengatakan Tabarruk itu hanya pada Rasul saw maka bagaimana Rasul saw mengusap Hajarul aswad..?, bagaimana dengan air zam-zam yang diperebutkan muslimin dan dianggap berkhasiat ini dan itu, Demi Allah belum pernah teriwayatkan para sahabat berebutan air zam-zam, mereka memang minum air zam-zam, tapi mereka berebutan air wudhu bekas Rasul saw.., dan rambut beliau saw, bahkan keringat beliau saw.., inilah luapan Mahabbah, pantas dan wajar saja bila seorang kekasih menyimpan baju kekasihnya misalnya, baju usang tak berarti itu sangat berarti bagi sang kekasih, maka istilah "dikeramatkan" dan lain sebagainya itu pada hakikatnya adalah luapan Mahabbah pada orang-orang shalih dan mulia, sebagaimana para sahabat bertabarruk dengan Rasul saw karena luapan Mahabbah (kecintaan) mereka pada Nabi saw, bukan karena ia Muhammad bin Abdillah, tapi karena beliau adalah Utusan Allah yang mengenalkan mereka kepada Hidayah dan kemuliaan, demikian pula hingga kini orang-orang muslim bertabarruk karena luapan cinta mereka pada gurunya yang bernama Kyai fulan misalnya, atau habib fulan, atau orang shalih misalnya, semata mata bukan memuliakan diri si Kyai atau habib atau guru atau si shalih, tapi semua itu disebabkan ia adalah orang yang membimbing mereka pada Keridhoan Allah, atau karena mereka orang yang shalih dan banyak ibadah kepada Allah, kalau mereka tak shalih (fasiq) niscaya tak akan ada yang mau bertabarruk padanya, maka puncak asal muasal Tabarruk adalah Kemuliaan Allah yang telah memilih hamba Nya fulan menjadi Guru atau Kyai atau Orang shalih, karena ini semua dengan Izin Allah, sebagaimana firman Nya : "Sungguh Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki Nya", dan ayat Lain : "Tidaklah kalian memiliki keinginan (utk beristiqomah) kecuali telah dikehendaki Allah Rabbul 'Alamien". (QS Al Kuwwirat).

Nah.. dari Kehendak Allah yang menentukan hamba ini dimuliakan maka kita memuliakannya sebagaimana Allah memuliakannya, demikian para sahabat terhadap Rasul saw, ah.. ternyata para sahabat benar-benar asyik dengan idolanya, Idola termulia dari semua Idola sepanjang masa usia Bumi.., kita tercengang-cengang dengan betapa besarnya luapan cinta para sahabat pada Sang Nabi saw, dan ternyata Rasul saw pun memberi kesempatan pada para pecintanya untuk bertabarruk dengan air wudhu beliau saw, dengan keringat beliau saw, dan lainnya sesekali bukan karena beliau saw menghendakinya, namun dari keluasan hati beliau saw yang memahami luapan cinta para sahabat beliau saw, bila hal ini mungkar maka pastilah beliau melarangnya, dan bila hal ini dikhususkan pada Rasul saw maka beliau saw akan menjelaskannya bahwa ini hanya kekhususan bagi beliau saw sebagai Rasul saw dan tak boleh diikuti oleh selain beliau saw.

Mengenai Istighatsah, yaitu memanggil manusia untuk minta pertolongan, maka hal ini telah diceritakan oleh beliau saw bahwa kelak semua manusia ber Istighatsah kepada Adam as, lalu kepada Musa, lalu kepada Muhammad saw.., demikian dijelaskan dalam Shahih Bukhari hadits no.1405, mengenai pendapat yang mengatakan bahwa Istighatsah harus kepada orang yang dihadapannya maka pendapat ini tidak beralasan, karena perbedaan jarak tak bisa menghalangi kemuliaan seseorang di sisi Allah swt, saya bisa saja meminta pertolongan pada teman saya diluar negeri, atau minta bantuan pada seorang berkuasa di negeri seberang yang tak saya kenali misalnya, lewat email atau surat atau lainnya, ini sudah terjadi di masa kini, yaitu hubungan antar negara, maka mustahilkah Allah menghubungkan hamba Nya yang masih hidup dengan yang sudah wafat?, bukankah diwajibkan bagi kita menyolati mayyit dan mendoakannya dengan Doa "Wahai Allah ampunilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah kewafatannya, luaskanlah kuburnya, dst didalam shalat janazah?, bukankah hadits shahih muslim dan Bukhari menjelaskan bahwa orang mati tersiksa di alam kubur karena jeritan orang yang menangisinya?, bukankah ini menunjukkan ada hubungan antara yang hidup dan yang mati?, bukankah Rasul saw mengatakan bahwa diperbolehkannya mengirim amal untuk orang yang sudah wafat? (saebagaimana diriwayatkan dalam shahih Muslim), bukankah Allah mengajari kita doa "Wahai Allah Ampunilah kami dan orang orang yang telah mendahului kami dalam beriman..?".

Yang jelas, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Istighatsah diatas, bahwa aku dan kalian dan seluruh manusia kelak di hari kiamat akan melakukan Istighatsah.., yaitu kepada Adam as dan akhirnya kepada Muhammad saw, mau tak mau, rela tak rela, apakah menganggapnya syirik atau lainnya, namun Sayyidina Muhammad saw menjelaskan bahwa aku dan kalian dan seluruh ummatnya kelak akan ber Istighatsah kepada beliau saw.

Alangkah Indahnya sang Nabi mulia ini, dan selama kita mengakui bahwa para sahabat adalah orang-orang yang menjadi panutan kita, maka lihatlah kecintaan sahabat radhiyallahu'anhum pada beliau saw, bahkan ketika beliau wafat.., apa yang diperbuat oleh Khalifah kita Sayyidina Abubakar Asshiddiq ra?, beliau menyingkap kain penutup wajah Rasulullah saw lalu memeluk Jenazah beliau saw dan menciuminya seraya menangis dan berkata lirih : "Demi ayahku, Engkau dan Ibuku, tak akan terjadi dua kali kematian atasmu.. (maksudnya engkau tak akan merasakan sakitnya kematian lagi setelah ini). Demikian diriwayatkan didalam Shahih Bukhari (hadits no.4187).

Mengapa Abubakar Ashiddiq ra bersumpah dengan ayah ibunya dan Rasul saw?, dan berkata kata kepada Jenazah yang sudah wafat?, mengapa pula ia menangis dan menciumi jenazah itu?, mengapa menciumi jenazah orang yang sudah wafat sambil menangis?, adakah kita menemukan jawaban lain selain luapan kecintaannya pada Muhammad Rasulullah saw?, alangkah cintanya Abubakar Asshiddiq ra kepada Rasul saw, bahkan setelah wafat pun Abubakar Asshiddiq masih menciumi jenazah beliau saw, Alangkah cintanya Umar bin Khattab kepada Rasul saw hingga ia awalnya tak mau menerima kejadian wafatnya Rasul saw..?, tak percaya, dan mengingkari wafatnya Rasul saw?, mengapa?, bodohkah ia?, adakah jawaban lain selain besarnya kecintaan Umar bin Khattab ra pada Nabi saw?,

Wahai Allah Yang Maha Memenuhi sanubari para sahabat Nabi dengan kecintaan dan Asyik rindu pada Nabi Mu Muhammad saw.. Jadikan sanubari kami diterangi pula kecintaan pada Nabi Mu Muhammad saw, dan jadikanlah sanubari kami beridolakan Nabi Muhammad saw.. amiin..

(Bersambung)
Terakhir Diperbaharui ( Sunday, 28 May 2006 )

Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian III


Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Monday, 03 July 2006
Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian III
Penjelasan Bolehnya Membawakan Syair Pujian pada Nabi SAW di Masjid &
Kemuliaan Makam Rasulullah SAW


ImageMaha Suci Allah, Yang Membentangkan Kerajaan Alam Semesta dengan Cahaya Kemegahan Nya, maka tegaklah Angkasa Raya Langit dan Bumi sebagai Lambang Kesempurnaan Nya Yang Maha Tunggal dalam Pengaturan, Maha Tunggal dalam Keabadian Maha Tunggal dalam Kesempurnaan, Maka Gemuruhlah Kerajaan Alam Semesta sepanjang masa bertasbih Kehadirat Nya, Menggema Angkasa Raya Mensucikan Nama Nya Yang Maha Luhur dari zaman ke zaman, Dicipta Nya keturunan Adam untuk mencapai kehidupan yang Abadi, maka akan musnahlah kerajaan Alam semesta menemui kefanaan, lebur dibawah Kehendak Nya Yang Maha Menentukan, dan tersisalah Benua Kemewahan nan Abadi dan Benua Kehinaan.

Dibangkitkan Nya Pemimpin dari para Duta Nya dimuka Bumi, Sayyidina Muhammad saw, sebaik-baik makhluk dan dipenuhi Nya dengan akhlak yang sempurna, satu-satunya makhluk yang menjadi pemimpin bagi pembawa Cahaya Keridhoan Nya yang Abadi, Maha Suci Allah swt yang menjadikan kecintaan pada Sang Nabi saw merupakan kesempurnaan Iman kepada Nya, sebagaimana sabda beliau saw : ?Tiada Sempurna Iman Kalian, sebelum aku lebih dicintainya dari anak-anaknya, ayahnya dan seluruh manusia? (Shahih Muslim).

Betapa besar kecintaan para sahabat Radhiyallahu?anhum kepada Nabi saw, sebagaimana makna cinta, berarti selalu rindu pada yang dicintainya, selalu ingin bersama kekasihnya, selalu tak ingin berpisah dengan kekasihnya, mencintai segala miliknya, bahkan apa-apa yang disentuh oleh Rasul saw menjadi mulia dimata mereka, sebagaimana riwayat Sa?ib ra, : "aku diajak oleh bibiku kepada Rasul saw, seraya berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku sakit.., maka Rasul saw mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat Tanda Kenabian beliau saw" (Shahih Muslim hadits no.2345). Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki rambut Rasul saw, maka ia berkata : ?Kalau aku memiliki sehelai rambut beliau saw, maka itu lebih berharga bagiku dari dunia dan segala isinya? (Shahih Bukhari hadits no.168), Diriwayatkan pula bahwa Abu Talhah adalah yang pertama kali mengambil rambut Rasul saw saat beliau saw bercukur (Shahih Bukhari hadits no.169)

Tentunya seorang yang dicintai akan selalu dipuji, tentunya seorang pecinta akan selalu memuji kekasihnya, dan pujian bagi sang nabi saw boleh dimana saja, tidak terkecuali di masjid, karena kecintaan pada Utusan Allah adalah kecintaan kepada Allah, dan beliau saw sendiri yang bersabda bahwa cintailah aku karena cinta kalian kepada Allah, dan dalam hadits beliau bersabda : ?tiada sempurna iman kalian sebelum aku lebih dicintainya dari anak-anaknya, dari ayahnya dan dari seluruh manusia? (Shahih Muslim hadits no.44). bahkan Imam Muslim mengatakan bahwa ?Secara Mutlak seseorang itu tidak disebut beriman kalau ia tak mencintai Nabi saw? (Shahih Muslim Juz 1 hal 67).

Hassan bin Tsabit ra selalu memuji Rasul saw didalam masjid Nabawiy, maka ketika ia sedang asyik bernasyid (nasyid, syair, qasidah, sama saja dalam bahasa arab yaitu puji-pujian pada Allah dan Rasul saw), ia sedang melantunkan syair puji-pujian pada Rasul saw, tiba-tiba Umar ra mendelikkan matanya kepada Hassan, maka berkatalah Hassan bin tsabit ra : ?Aku sudah memuji beliau (saw) ditempat ini (masjid) dan saat itu ada yang lebih mulia dari engkau (Rasul saw melihatnya dan tidak melarang)?, lalu berkata pula Hassan kepada Abu hurairah ra yang juga ada bersama mereka : ?Demi Allah bukankah Rasul saw telah berdoa untukku : WAHAI ALLAH BANTULAH IA (hassan ketika membaca syair dihadapan Rasul saw) DENGAN JIBRIL???. Maka Abu Hurairah berkata : ?Betul?, maka Umar ra pun tak lagi berani mengganggunya. (Shahih Bukhari hadits no.3040). riwayat yang sama pada Shahih Muslim hadits no.2485.

Maka jelaslah sudah bahwa Rasul saw tidak melarang puji-pujian atas Allah dan Rasul Nya di masjid, bahkan diriwayatkan bahwa Rasul saw menaruh sebuah Mimbar khusus untuk Hassan bin Tsabit ra di Masjid, untuk ia membaca Syair memuji Allah dan Rasul saw (Mustadrak Alaa Shahihain hadits no.6058, 6059), dan ketika ada orang yg tak menyukai Hassan, maka marahlah Ummulmukminin Aisyah ra, seraya berkata : ?Jangan kalian menghina Hassan, karena ia selalu memuji Rasulullah saw? (Mustadrak Alaa Shahihain hadits no.6063), berkata Imam Hakim bahwa ucapan ini shahih memenuhi syarat Shahih Bukhari dan Muslim.

Fahamlah kita bahwa Puji-Pujian pada Rasul saw, yang diantaranya Qasidah, Maulid dll merupakan hal yang dimuliakan oleh Rasul saw, bahkan Sayyidatuna Aisyah ra marah ketika ada orang yang menghina orang yang memuji Rasul saw, maka ketika di akhir zaman ini muncul kelompok yang mengharamkan puji-pujian pada Rasul saw dan nasyid/qasidah di masjid, ini menunjukkan kesempitan pemahaman mereka dalam Syariah Islamiyyah, memang betul ada hadits Rasul saw yang melarang membaca syair-syair di masjid, namun itu adalah syair-syair keduniawian yang membuat ummat lupa kepada Allah swt, bukanlah syair pujian atas Allah dan Rasul saw yang memberi semangat kepada ummat untuk semakin taat kepada Allah swt.

Terakhir Diperbaharui ( Monday, 03 July 2006 )

Jumat, 05 Juni 2009

Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian IV


Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Wednesday, 26 July 2006
Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian IV


Siang dan malam seluruh Ummat ini ruku dan sujud, bermilyar wajah menyungkur sujud kehadirat Nya hingga akhir zaman, mereka mensucikan Nama Nya yang Maha Tunggal, merekalah yang selalu dalam naungan Rahmat dan keridhoan Nya, Sebagaimana sabda beliau saw : ?Kujadikan kesenanganku adalah shalat?. Shalat merupakan Ibadah yang paling dicintai oleh beliau saw, dan ?Shalat adalah Cahaya?, demikian sabda beliau saw pula mengenalkan Indahnya shalat, suatu ibadah yang diawali dengan Takbiratul Ihram yang membuka gerbang penghadapan dengan Rabbul ?alamin, lalu lantunan kalimat-kalimat surat Alfatihah yang bila dibaca dengan khusyu maka setiap kalimat itu dijawab oleh Raja Alam Semesta, lalu lantunan kalimatullah itu menerangi seluruh alam sanubarinya, meruntuhkan dosa-dosanya, lalu ia ruku?, bertasbih kepada Nya, bertakbir, bertahmid, lalu bersujud dibawah Naungan Kelembutan dan Kasih Sayang Nya, alangkah indahnya ibadah yang satu ini, suatu ibadah yang terangkai dari hampir seluruh bentuk Ibadah, Wudhu, Niat Mulia, Doa, Alqur?an, Takbir, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Istighfar, Ruku?, Sujud, khusyu, Tuma?ninah?.., itulah shalat.., Ibadah yang paling sempurna.

Demikianlah ummat ini melakukannya siang dan malam untuk sumpah baktinya kepada Allah Pencipta Alam Semesta, Namun dalam Ibadah yang Multi Sempurna ini?, tak luput?., tak luput?, tak luput?., tak seorangpun melakukan shalat terkecuali diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw?
diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw?
diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw?
diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw?
dan diwajibkan Nya bershalawat pada Muhammad saw? ?Salam Sejahtera atasmu wahai Nabi dan Rahmat Allah dan keberkahan Nya?.?, kalimat ini merupakan kalimat yang diwajibkan Allah yang harus ada dalam Ibadah termulia ini.. Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi saw?,

Diriwayatkan bahwa Abu Sa?id bin Ma?la ra sedang shalat dan ia mendengar panggilan Rasul saw memanggilnya, maka Abu Sa?id meneruskan shalatnya lalu mendatangi Rasul saw dan berkata : Aku tadi sedang shalat Wahai Rasulullah.., maka Rasul saw bersabda : ?Apa yang menghalangimu dari mendatangi panggilanku?, bukankah Allah telah berfirman ?WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DATANGILAH PANGGILAN ALLAH DAN RASUL NYA BILA IA MEMANGGIL KALIAN?.(Al Anfal 24). (Shahih Bukhari hadits no.4204, 4370, 4426, 4720). Dan bahwa mendatangi panggilan Rasul saw ketika sedang shalat tak membatalkan shalat, dan mendatangi panggilan beliau lebih mesti didahulukan dari meneruskan shalat, karena panggilan beliau adalah Panggilan Allah swt, perintah beliau saw adalah perintah Allah swt, dan ucapan beliau saw adalah wahyu Allah swt...

Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi saw?, Diriwayatkan pula disaat perang Hunain selesai, Rasul saw memberi pada Sofwan 100 ekor unta, lalu 100 ekor lagi dan 100 ekor lagi, berkata Sofwan : ?Sungguh Ia (Rasul saw) adalah orang yang paling kubenci, namun ia tak henti hentinya memberiku sampai ia menjadi orang yang paling kucintai? (Shahih Muslim hadits no.2313). Alangkah penyantunnya Nabi kita ini, bukanlah kecintaan Sofwan karena pmberian harta, namun kebenciannya luntur menghadapi manusia mulia yang memberinya dan saat ia tak berterimakasih justru ia ditambah lagi.. dan lagi?, tidak pernah kita temukan seorang dermawan dimuka Bumi yang setelah ia memberi dan yang diberi tak berterimakasih malah ia menambahnya lagi dan lagi, dan sesekali bukanlah barang yang murah, karena harga seekor Unta hampir menyamai 40 ekor kambing, dan beliau memberikannya 100 ekor onta, (kalau seekor kambing seharga 500 ribu maka 100 ekor unta adalah 500.000 X 40 X 100 = 200 juta rupiah) dan Sofwan tak berterimakasih dan tetap membencinya, beliau menambahnya lagi 100 ekor unta, lalu menambah lagi 100 ekor unta, lunturlah Sofwan.. ia lebur.. tak ada lagi yang lebih dicintainya selain Muhammad saw..

Jadilah beliau saw ini idola para sahabat, dan dalam riwayat lain, Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469). Demikianlah keadaan para sahabat Rasul saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw, Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini? (Shahih Bukhari hadits no.480). Alangkah besar penghormatan para sahabat pada tempat tempat yg disentuh Tubuh Rasulullah saw, Bahkan gunung Uhud mencintai beliau saw dan dicintai oleh beliau saw sebagaimana sabdanya saw : ?Gunung Uhud ini mencintai kita dan kita mencintainya? (Shahih Bukhari hadits no.3854).

Betapa Indahnya Alam semesta ini semua beridolakan Muhammaa saw, mencintai Muhammad saw, Memuliakan Muhammad saw, tak lain karena Allah telah mengumumkannya, sebagaimana Sabda beliau saw : ?Bila Allah mencintai seorang Hamba maka Allah berkata kepada Jibril as : WAHAI JIBRIL, AKU MENCINTAI FULAN MAKA CINTAILAH IA?, maka berkatalah Jibril as menyeru kepada Alam Semesta : ?Wahai Penduduk Langit, Sungguh Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah ia, maka diberikanlah padanya Kasih sayang dimuka Bumi, maka ia dicintai dibelahan Bumi? (Shahih Bukhari hadits no.3037, 5693, 7047). Dan kita memahami bahwa Pengumuman itu terus berkumandang mengumumkan orang-orang yang dicintai Allah, dan tentunya pengumuman itu bergema terluhur dan terdahsyat saat mengumumkan Nama Muhammad saw?.!, Maka Beliau saw dicintai Gunung, dicintai batang korma, hewan, manusia, jin, malaikat, dan orang-orang mukmin.. Beruntunglah Jiwa orang orang yg mencintai Muhammad saw.

?SUNGGUH ALLAH DAN PARA MALAIKAT MELIMPAHKAN SHALAWAT ATAS NABI (saw) WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERSHALAWATLAH KALIAN KEPADANYA DAN BERSALAM LAH DENGAN SEMULIA MULIA SALAM? (QS Al Ahzab-56)

Selasa, 02 Juni 2009

Do'a Nabi SAW Ketika Sholat Tahajjud


Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Friday, 15 May 2009
Do'a Nabi SAW Ketika Sholat Tahajjud
Senin, 11 Mei 2009


كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَهَجَّدَ مِنْ اللَّيْلِ قَالَ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Bahwa Nabi saw bila shalat Tahajjud dimalam hari berdoa : Wahai Allah, Bagi Mu Pujian, Engkaulah Cahaya segenap langit dan Bumi, Bagi Mu Pujian, Engkaulah Yang Menegakkan Langit dan Bumi, dan Bagi Mu Pujian, Engkaulah Yang Maha Mengasuh Segenap langit dan Bumi, dan yg diantara Segenap Langit dan Bumi, ..” (Shahih Bukhari)


Rasulullah Saw, malam hari mengajarkan daripada sekilas doa beliau saw ketika beliau saw bermunajat di malam hari selepas shalat tahajjudnya.
Image

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, penguasa Tunggal dan Abadi. Menghidupkan setiap jiwa kepada puncak – puncak keluhuran, mengundang hamba – hambaNya untuk selalu berada di dalam kebahagiaan dunia dan akhirat dengan tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja alam semesta, yang menghamparkan angkasa raya dari tiada, yang menciptakan seluas – luasnya angkasa langit dan bumi dan menjadikannya bertasbih mengagungkan Nama Allah.

Hadirin – hadirat, dijelaskan oleh para ilmuwan bahwa ternyata planet yang ada di alam ini bukan hanya matahari, bulan dan bintang tetapi bumi adalah satu bagian daripada Galaksi Bimasakti. Yang galaksi bimasakti ini adalah satu rumpun bintang dan planet yang berjumlah lebih dari 200 milyar bintang. Bumi adalah salah satu dari 200 milyar planet lainnya. Dan ternyata hadirin – hadirat, bukan hanya galaksi bimasakti yang ada di langit, ada galaksi atau kelompok bintang – bintang yang dekat dengan galaksi kita (galaksi bimasakti) yaitu Galaksi Andromeda.

Galaksi Andromeda mempunyai lebar rentangnya dari rumpun demikian milyar planet yang ada padanya dan lebarnya mencapai 220.000 tahun cahaya. Jika ditempuh 220.000 tahun cahaya menempuh ujung andromeda hingga ujung yang satunya. Demikian luasnya milyaran planet yang ada di galaksi andromeda hingga lebarnya mencapai 220.000 tahun cahaya sedangkan kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik. 300.000 km/detik kecepatan cahaya. dan jarak antara bumi dengan galaksi andromeda adalah 2.000.000 tahun cahaya. Maka 2.000.000 (2 juta) tahun cahaya itu (300.000 km/detik X 60/menit berarti X 60/jam berarti X 24 jam X 365 hari X 2.000.000 tahun).

Maka bentuk andromeda yang dilihat malam ini, saat ini adalah bentuk andromeda 2.000.000 tahun yang silam karena bentuk cahaya itu baru sampai ke bumi setelah 2.000.000 tahun dan ternyata galaksi bukan hanya bimasakti dan andromeda tetapi berjuta – juta galaksi telah ditemukan para ilmuwan kita dan itu baru di langit yang pertama.
Image

Hadirin – hadirat, Dialah Allah Jalla Wa Alla Yang Maha Menciptakan angkasa raya dengan segala cahaya-Nya. Namun pusat daripada segala kemuliaan yang ada dan segala penciptaan yang demikian dahsyat dan megah adalah di bumi. Dan dari semua yang dicipta oleh Allah, makhluk – makhluk yang sedemikian trilyun – trilyun planet yang ada di alam ini di langit pertama dan makhluk yang paling mulia adalah Sayyidina Muhammad Saw. Bukan di andromeda, bukan di tempat yang lainnya tapi di bumi Sayyidina Muhammad Saw. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, ketika beliau saw menembus langit pertama, berkatalh malaikat “marhaban bihi wa ni’mal majii’u Jaa’a..” selamat datang untuknya semulia – mulia yang datang telah datang. Inilah semulia – mulia makhluk yang melewati langit pertama mencapai langit kedua, ketiga hingga langit ketujuh sampai ke sidratul muntaha. Sayyidina Muhammad Saw panutanku dan panutan kalian, idolaku dan idola kalian, jiwa yang paling terang bercahaya dengan cahaya Allah. Kalau seandainya cahaya membutuhkan waktu 2.000.000 tahun mencapai galaksi satu dengan lainnya tapi cahaya doa dan munajat dalam sekejap menembus ketujuh langit sampai ke Hadratullah Jalla Wa Alla. Inilah kecepatan doa yang jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya. Kecepatan cahaya belum menembus langit pertama masih di langit pertama butuh waktu jutaan tahun antar galaksi, itu kecepatan cahaya. Tapi kecepatan munajat, kecepatan seruan memanggil Nama Allah, jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya.

Sang Nabi saw didalam munajatnya berdoa “Allahumma lakal hamdu anta nurussamawati wal ard wa lakal hamdu anta qayyimussamawati wal ard wa lakal hamdu anta rabbussamawati wal ard wa man fiihinna” Wahai Allah bagi-Mu pujian – pujian dan Engkau-lah yang menerangi segenap langit dan bumi, Wahai Allah bagi-Mu pujian – pujian, Kau-lah yang membangun dan menegakkan segenap langit dan bumi, Wahai Allah bagi-Mu pujian, Kau-lah yang mengasuh dan memelihara seluruh langit dan bumi, Dialah (Allah Swt) yang menerangi alam semesta, menerangi angkasa raya, menciptakan cahaya dan menjadikannya dan membangunnya dari tiada dan memeliharanya sampai hari kiamat kelak.

Hadirin – hadirat, Dialah Maha Raja langit dan bumi Yang Maha Berkuasa. Betapa kecil dan tidak berartinya kita di planet bumi, di tengah luasnya samudera bintang di angkasa raya, bumi bagaikan debu ditengah samudera. Hadirin – hadrirat, Sang Pemilik samudera langit dan bumi adalah Allah Jalla Wa Alla dan perkumpulan mulia seperti ini dimuliakan oleh Sang Maha Raja alam semesta. Inilah perkumpulan kerinduan kepada Allah, inilah perkumpulan yang sangat dicintai oleh Maha Raja langit dan bumi karena dalam perkumpulan ini hamba – hambaNya banyak yang kembali kepada-Nya dan meninggalkan dosa – dosa kepada-Nya dan di perkumpulan ini telah ditugaskan para malaikat khusus untuk mencatat dan menyaksikan hadirin dan mendoakan mereka dengan doa “allahumma shalli a’laihi allahummarhamhu” Wahai Allah limpahkan shalawat untuk mereka yang hadir, Wahai Allah sayangilah mereka. Demikian riwayat Shahih Bukhari tentang mereka yang ebrdatangan ke masjid.
Image

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sang Pemilik kekuasaan termulia, Sang Pemilik Kekuatan dan Maha Merubah kejadian yang menjadi pegangan Para Nabi dan Rasul dan para shalihin dan mukminin. Mereka mengandalkan kekuatan Illahiyah yang tidak bisa diterka atau pun tidak bisa ditembus oleh kekuatan makhluk. Sebagaimana kalimat yang terkahir diucapkan oleh Nabiyullah Ibrahim alaihis salam ketika akan dinyalakan api namrud maka berkatalah Ibrahim alahis salam “hasbiyallahu wani’mal wakiil” cukup bagiku Allah. Dan Dialah semulia dan sebaik – baik tempat untuk mewakilkan segala permasalahan. Permasalahan yang tidak bisa ditangani makhluk, permasalahan api adalah selalu membakar dan itu selalu terjadi sepanjang bumi ini ada dan sifat api adalah membakar. Akan tetapi ketika kalimat “hasbiyallahu wani’mal wakiil” cukup bagiku Allah, dan semulia – mulia tempat bertawakkal. Maka Allah perintahkan api “kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim”, wahai api jadilah kau sejuk dan membawa keselamatan bagi Ibrahim as. QS. Al Anbiya 69. Maka api itu menjadi sejuk, karena apa? Karena kekuatan Illahiyyah muncul dari jiwa dan turun dari Cahaya Allah Swt menundukkan seluruh kekuatan di bumi. Membalik keadaan api yang membakar menjadi api yang sejuk. Kan belum pernah ada api yang sejuk kecuali apinya Nabiyullah Ibrahim alaihissalam. Allah yang menciptakan api dan sifatnya, Allah yang menajdikan api itu panas dan membakar, Allah pula yang mampu membuatnya sejuk dengan ketentuan-Nya. Demikian Jalallahu Tuhanku dan Tuhan kalian, yang mencintaiku dan mencintai kalian dan bukti cinta-Nya adalah kehadiran kita di malam ini salah satu bukti cinta-Nya Allah kepada kita.

Seorang muslim memahami, dia adalah salah seorang yang dicintai Allah. Jika Allah membencinya maka bisa saja Allah membalikkannya sehingga Allah tidak ingin ia bersujud kepada-Nya. Kalau Allah benci kepada kita maka kita tidak akan bisa sujud kepada Allah, tidak akan bisa menyebut Nama Allah kalau Allah sudah benci kepada hamba-Nya, bagaimana hamba itu bisa menggerakkan bibirnya menyebut Nama Allah. Namun Allah masih mengizinkan supaya kita semakin dekat kepada-Nya dengan kecintaan Allah Swt kepada kita. Jawablah cintanya Allah.
Image

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Sayyidatuna Sarah alaiha salam (istri Nabiyullah Ibrahim as). Ketika Nabiyullah Ibrahim alaihis salam diperintahkan oleh Allah untuk menguji istrinya (Sayyidatuna Sarah) untuk ditinggalkan di satu negeri yang dhalim. Negeri yang tidak ada muslimnya, negeri yang dikuasai penguasa dan raja yang jahat. “Tinggal istrimu disana”, Nabi Ibrahim berkata “sami’na wa athana ala amri Rabbiy” aku dengar dan aku taat perintah Tuhanku. “wahai istriku sarah, aku diperintahkan untuk meninggalkanmu disini sendiri”. Kenapa? Karena Allah ingin agar iman istrinya ini tidak bergantung selalu kepada sang suami tetapi bertawakkal selalu kepada Allah. Maka istrinya berkata “wahai Ibrahim aku disini sendiri?, ini negeri orang dhalim..!, rajanya adalah raja yang dhalim..!”. Maka Nabi Ibrahim berkata “inilah perintah Allah”, maka ia (Nabi Ibrahim) meninggalkan istrinya. Tidak lama sang raja melihat Sayyidatuna Sarah, seorang wanita berparas indah maka ia menginginkannya untuk dibawa ke istana. “bawa ke istanaku”, dibawa oleh pasukan. Tentunya Sayyidatuna Sarah seorang wanita yang lemah, tidak bisa membela diri maka ia dibawa kehadapan raja itu.

Dan tentunya sudah diketahui olehnya niat buruknya seorang raja dhalim tersebut, yang jika ditolak keinginannya berarti mengorbankan nyawa, bagaimana kalau ia wafat sedangkan suaminya Nabiyullah Ibrahim alaihissalam belum kembali. Lantas apa yang diperbuat Sayyidatuna Sarah?, seraya berwudhu ia berdoa “Wahai Allah jika betul – betul Kau yakini dan Kau ketahui aku beriman kepada-Mu wahai Rabb maka jangan Kau jadikan kekuasaan pada raja dhalim itu, kalau imanku ini benar Kau akui sebagai orang yang Islam, tidak menduakan-Mu dan mengakui Nabi Ibrahim adalah utusan-Mu (karena di masa itu) maka jangan Kau jadikan raja itu menguasai aku”. Maka ketika ia jumpa dengan raja itu, tiba – tiba raja itu melihat Sayyidatuna Sarah seraya bergetar lututnya dan raja itu roboh tanpa tahu kenapa. Karena ditundukkan oleh kekuatan Allah Swt. Raja itu berkata “keluarkan wanita ini, bebaskan..bebaskan!!”. Ketika aku berhadapan dengannya, aku bagaikan berhadapan dengan singa yang akan menghancurkanku. Seakan – akan ada belasan ekor singa yang menjaganya, keluarkan ia dari hadapanku, aku tidak mampu lagi berhdapan dengannya. Seorang raja dhalim tunduk. Sedangkan seorang wanita lemah, ia mempunyai kekuatan Illahi. Mana pasukanmu, mana kekuatanmu, semua tunduk dengan kekuatan Rabbul Alamin. Penguasa langit dan bumi, Dialah Allah Swt.

Allah berfirman “sari’u ilaa maghfiratin min rabbikum wa jannatin ardhuhaassamawati wal ard” bersegeralah kalian menuju pengampunan dari Tuhan kalian, sampailah segera pada maaf-Nya, sampai dan raihlah segala Kasih Sayang-Nya dan surga yang luasnya melebihi segenap luas langit dan bumi. QS. Ali Imran : 133. Capailah setelah kalian mendapatkan pengampunan-Ku, capailah surga, kata Allah.
Image

Tadi kita dengar, demikian luasnya alam ini, demikian luasnya langit itu baru langit pertama dan itu baru sebatas pengetahuan manusia. Mungkin 1000X atau 1.000.000X lebih besar dari yang diketahui oleh manusia saat ini luasnya langit ini karena belum ketemu ujungnya. Sepanjang mereka mempelajari kesana kemari belum ketemu ujungnya langit, ke atas, ke bawah, ke kiri atau ke kanan, mereka terus menemukan ruang yang terus semakin jauh dan itulah keluasan Allah di langit pertama. Dan surga itu lebih luas dari segenap langit dan bumi. Allah menawarkannya kepada kita, itulah lembah kebahagiaan dan lembah kenikmatan, itulah istana – istana keridhaan Illahi yang Allah bangun khusus untuk hamba – hambaNya pengikut Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw adalah makhluk yang paling sempurna, ajaran beliau adalah selembut – lembut tuntunan. Sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika seorang pemuda datang kepada Rasul saw mengadukan dosa – dosanya. Maka Rasul saw tidak menjawab, namun Allah yang menjawab, apa yang difirmankan oleh Allah “innal hasanaat yudzhibnassayyi’at” bahwa pahala – pahala itu menghapus dosa – dosa.

Bagi kita yang banyak dosa, maka perbanyaklah pahala. Sudah terlanjur aku berbuat banyak dosa maka tambahlah untuk makin banyak berbuat pahala karena orang yang menambah dirinya dengan berbuat pahala itu akan diampuni dosa – dosanya dan dibimbing kepada keluhuran. Lidahku banyak mencaci orang lain, bagaimana agar lidahku berhenti dari mencaci orang atau menggunjing orang? Perbanyak baca Alqur’anulkarim, obati bibirmu dengan kalamullah Jalla Wa Alla, perbanyak dzikrullah. Demikian hadirin, mengobati lidah.

Aku banyak berbuat dosa dengan tanganku, maka perbanyaklah berbuat pahala dengan tanganmu. Berbuat dosa dengan mata maka perbanyaklah berbuat pahala dengan mata. “innal hasanaat yudzhibnassayyi’at” sungguh pahala itu menghapus dosa – dosa. Obati dosa – dosa kita dengan pahala. Hadirin – hadirat, demikian indahnya tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Demikian indahnya Allah.
Image

Sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw ketika melihat Nuaiman radiyallahu anhum. Ketika turun ayat pengharaman minum arak (khamr), maka mereka yang masih minum arak dihukum. Nuaiman minum arak, dihukum. Tidak berapa lama minum arak lagi, dihukum lagi, tidak berapa lama beberapa hari minum arak lagi sampai Sahabat berkata “alaihi la’natullah” laknatnya Allah. Terus – terusan minum arak, terus – terusan mabuk – mabukkan. Rasul saw bersabda “sungguh jangan kalian laknat Nuaiman karena aku tahu, demi Allah dia itu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya”. Seorang pemabuk, Rasul berkata “demi Allah dia itu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya”. Kabar disampaikan kepada Nuaiman, “kau ini terus – terusan mabuk, tadi Rasulullah berkata bahwa sungguh demi Allah kau ini mencintai Allah dan Rasul”. Menangis Nuaiman radiyallahu anhum, “Rasul berkata aku dicintai Allah dan Rasul?” maka aku bertaubat kepada Allah Swt. Demikian indahnya tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Ucapan 1,2 kalimat menggetarkan jiwa yang tidak mau taubat – taubat dengan hukuman tapi runtuh dengan 1,2 kalimat indah yang muncul dari jiwa terindah, yang muncul dari cahaya Allah Yang Maha Indah. Demikianlah tuntunan Muhammad Rasulullah Saw.

Berkata para sahabat “kunna nasma’ tasbihuttha’am wa nahnu na’kul” demikian riwayat Shahih Bukhari. Kami kalau sedang makan itu, kalau Rasulullah makan kami sering dengar suara tasbih makanan yang disentuh jari – jari Sang Nabi saw, terdengar tasbih dan dzikirnya oleh kami ketika disentuh tangan Muhammad Rasulullah Saw. Makanan itu bertasbih kami mendengarnya. Demikian Allah jadikan keindahan pada Sang Nabi saw dan apa – apa yang disekitar Sang Nabi saw. Dan yang mencintai Sang Nabi saw adalah kesempurnaan iman.

Sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa ketika di hari kiamat kelak, disaat itulah. Bahwa disaat itu, disaat orang dalam kesulitan, setiap orang dituntut pertanggungjawaban atas setiap huruf yang pernah ia ucapkan, saat semua manusia ditanyakan atas setiap nafasnya, saat setiap debu yang diinjaknya bersasi, disaat itu diangkatlah maqam mahmudah (derajat terpuji) untuk Nabiyyuna Muhammad Saw. Semua yang dipadang mahsyar memuji indahnya derajat Sayyidina Muhammad Saw saat itu.
Image

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt menjadikan hari –hari kita penuh dengan cahaya kerinduan kepada Allah Swt, Wahai Yang Maha Indah, Wahai Yang Maha Membangun kerajaan langit dan bumi dari tiada, Wahai Yang Maha Mengasuh alam semesta, asuhlah sifat – sifat buruk kami dan runtuhkanlah, gantilah dengan sifat- sifat yang luhur, perbuatan kami yang buruk gantikanlah dengan cahaya keindahan-Mu, dan hari – hari kami yang penuh kesulitan gantikan dengan penuh kebahagiaan. Wahai Yang Maha Memiliki segala keadaan, Wahai Yang Maha Mencurahkan kebahagiaan dari zaman ke zaman, Wahai Yang Maha Memberikan kenikmatan pada setiap kehidupan, Wahai Yang Memiliki setiap nafas hamba- hambaNya, Wahai Yang Maha Melihat semua sanubari hamba-Mu kami berkumpul di malam ini dan Kau Maha Melihat setiap niat kami, segala kesulitan kami, segala permasalahan kami, segala dosa dan kesalahan kami, kami mengadukan kepada pintu maaf-Mu Yang Maha Luas, kami mengadu kepada pintu kedermawanan-Mu Yang Maha Luhur, kami mengadu kepada pintu keindahan-Mu Yang Maha Indah, Wahai Allah Yang Maha Melimpahkan Kebahagiaan di samudera kemakmuran yang tiada pernah habis – habisnya, serulah Nama-Nya, panggillah Nama Allah Jalla Wa Alla, serulah Nama Allah, getarkan bibirmu untuk menyebut Nama-Nya Yang Maha Luhur, semoga bibir ini bisa terus bergerak menyebut Nama-Nya dalam panggilan kerinduan. Wahai Rabbiy terangi jiwa kami dengan cahaya-Mu, terangi setiap nafas kami dengan cahaya-Mu, kami memahami alam semesta ini Kau-lah pemiliknya, kami mengetahui bumi ini Kau-lah pemiliknya, kami mengetahui Kau-lah pemiliknya maka benahilah hamba-Mu ini dari segala kehinaan, benahilah hamba-Mu ini dari segala kerusakan, benahilah hamba-Mu ini dari segala kesulitan dan hambatan.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..
Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Tidak lupa kita doakan tamu – tamu kita yang hadir. Ayahanda kita Habib Musthofa Al Aththas dan Habib Musthofa semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan dan para habaib lainnya hadir bersama kita. KH. Djamaludin dari pengadegan, KH. Abdul Khair dari pengadegan dan Bpk. H. Yusuf dan H. Ashraf Ali dan para tamu – tamu kita semoga dilimpahi keberkahan dhahiran wa bathinan. Dan kita semua yang hadir, Rabbiy Rabbiy jadikan semua wajah kami kelak memandang indahnya Dzat-Mu Rabbiy. Demikian hari – hari kami selalu dalam kerinduan dan jadikan hari – hari kami selalu indah dan selalu rindu akan keindahan-Mu. Ya Rahman Ya Rahim. Kita teruskan dengan doa bersama, mendoakan muslimin – muslimat dengan doa kita Ya Arhamar Rahimin Farij A’lal Muslimin, sebagaimana riwayat Shahih Muslim Rasul saw “tiadalah seseorang mendoakan saudara muslimnya terkecuali malaikat berkata “amin walaka mitsluh”, kalau kita mendoakan satu kebaikan pada saudara muslim lainnya maka malaikat berkata “amin dan untukmu kebaikan itu”. Kalau kita minta pertolongan untuk seluruh muslimin, ada berapa jumlah muslimin di muka bumi yang sedang kesulitan, yang sedang sedih, yang sedang dalam masalah, semua terkena doa kita. Dan malaikat meng-amin-kan, semua itu juga muslimin – muslimat kita doakan pahalanya kembali kepada kita.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terakhir Diperbaharui ( Monday, 25 May 2009 )

Kamis, 28 Mei 2009

Islam itu luas tapi pemilik-NYA satu : Hanya Allah.



Islam itu luas tapi pemilik-NYA satu : Hanya Allah.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan (semasa Jahiliyyah), maka Allah mempersatukan hatimu (sehingga kamu bersatu padu dengan nikmat Islam) lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa Jahiliyyah), lalu Allah selamatkan kamu dari padanya (disebabkan nikmat Islam). Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
(QS.3:103)

إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و من سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له و من يضلل فلا هادي له و أشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن نبينا و سيدنا محمدا عبده و رسوله صلى الله عليه و على آله و أصحابه و من سار على نهجه و منواله إلى يوم الدين ثم أما بعد :

Segala puji semata-mata hanya untuk Allah azza wa jalla, kami memuji, meminta ampun, dan meminta perlindungan dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal perbuatan kami semata-mata hanya kepada Allah azza wa jalla. Siapa yang di beri hidayah oleh Allah maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak akan ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi kami dan pemimpin kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan dan hamba-Nya. Semoga shalawat beriring salam semoga selalu terlimpahkan kepada beliau, kepada keluarga beliau, kepada sahabat beliau, dan kepada mereka yang berjalan di atas jalan beliau sampai hari kiamat nanti.


Allah Maha Besar
Allah Maha Segela-Nya
Tiada Tuhan Selain Allah
Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita meminta...

Senin, 25 Mei 2009

Check out majelisrasulullah.org - Multimedia

I want you to take a look at: majelisrasulullah.org - Multimedia 

Belahan Jiwa Rasulullah SAW


Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Sunday, 05 April 2009
Belahan Jiwa Rasulullah SAW
Senin,30 Maret 2009


قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَاطِمَةُ بَضْعَةٌ مِنِّي فَمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِي

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Fathimah (Putri Rasul saw) Belahan jiwaku, membuatku marah apa apa yg membuatnya marah” (Shahih Bukhari)


ImageAlhamdulillahirabbil’alamin washolatu wassalaamu ala sayyidil mursalin wa ala alihi washhbihi ajmain. Sebagaimana biasa kita membaca hadits Rasulullah Saw dan kita ucapkan selamat datang kepada tamu – tamu kita, penasehat kita Bapak KH.Ashraf Ali dan juga para habaib akramin, juga fadhilatul sayyid Al Habib Muhammad bin Hasan Baharun matta’anallahu bihi, Al Habib Musthofa dan para habaib lainnya.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Agung, Maha Mengagungkan dan Memuliakan hamba – hambaNya dengan kemuliaan yang abadi. Ketika sang hamba terpanggil untuk mendekat kehadirat ilahi maka Allah mendekatkannya dengan kedekatan yang lebih dekat dan baginya anugerah yang abadi yang tiada dimiliki hamba satu sama lain terkecuali Al Khaliq Rabbul Alamin Yang Maha Memecah mecah (membagi-bagi) anugerah dan kenikmatan pada setiap hamba hambaNya sepanjang waktu dan zaman.

Fulan bin fulan kenikmatannya, fulan bin fulan dan kenikmatannya, fulan bin fulan dan panca inderanya, fulan bin fulan dan sekian juta huruf yang diizinkan keluar dari bibirnya, fulan bin fulan yang diizinkan berkedip sekian lama, fulan bin fulan yang diizinkan melihat berjuta warna. Demikian Allah Rabbul Alamin menganugerahkan kenikmatan, yang tiada kenikmatan melebihi limpahan kenikmatan-Nya dan jarang diingat oleh hamba-Nya bahwa Dialah Anugerah kenikmatan dan samudera kabahagiaan. Inilah samudera kebahagiaan, inilah cahaya Yang Maha Abadi menuntun kepada kemewahan dan kemegahan yang kekal. Setelah jasad manusia yang indah berubah menjadi bangkai sebagai umpan hewan di tanah, Allah masih memuliakan ruhnya mencapai kemuliaan yang lebih agung daripada kehidupan dunia. Mereka di dalam kemuliaan karena mereka termasuk dalam kelompok yang memuliakan Allah, jalan Allah “ja’alanallahu wa iyyakum ninhum”(semoga Allah menjadikan aku dan kalian bersama mereka) Kau jadikan (wahai Allah) aku dan kalian setiap nafasku dan nafas kalian yang selalu memuliakan dan dimuliakan Allah.

Jika kita terjebak didalam dosa dan kesalahan maka pengaduan adalah hanya kepada-Nya. Pengampunan dosa hanya Milik-Nya, penghapusan dosa adalah dari-Nya. Diriwayatkan didalam riwayat Annasai “yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojautanii ghofartu laka ‘ala maa kaana minka falaa ubaaliiy” wahai keturunan Adam, jika kau berharap kepada-Ku dan kau berdoa kepada-Ku. Apa manfaatnya aku berdoa kepada-Mu wahai Rabb..? sebelum kita bertanya dan diijabah atau tidak oleh Allah doa itu, Allah telahmemberi janji “yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojautanii ghofartulaka ‘ala maa kaana minka falaa ubaaliiy” kau yang rajin berdoa dan berharap kepada-Ku, Ku-hapus dosa kalian tanpa Ku-pertanyakan lagi. Riwayat Musnad ahmad ini tentunya diperkuat oleh belasan ayat riwayat Shahih Bukhari bahwa Allah Swt menghapuskan dosa – dosa hamba-Nya dengan amal perbuatan baik bahkan dari firman Allah.

ImageKetika seorang pria datang kepada Sang Nabi saw aku sudah banyak berbuat dosa – dosa, dosa, dosa dan dosa, bagaimana caraku menghapus dosa ini? Sang Nabi saw diam, Allah yang jawab. Menunjukkan keinginan untuk menghapus dosa, keinginan untuk dekat kepada Allah, keinginan untuk jauh dari hal yang hina kepada Allah, bukan dijawab oleh Sang Nabi saw namun dijawab oleh Allah. Allah menjawab “innal hasanaat yudzhibnassayyi’at.. ”. Alangkah indahnya jawaban-Mu Rabbiy. Allah menjawab “sungguh perbuatan pahala menghapus dosa – dosa”, indah sekali. Kalian ingin dosa kalian terhapus pada-Ku? Perbanyak berbuat baik pada-Ku, Ku-hapus dosa – dosa kalian. Indah sekali Yang Maha Indah dan memang tidak ada yang lebih indah daripada Allah. Kalau kita renungkan, ayat ini tidak memerintahkan untuk taubat tapi lebih dari taubat. Menunjukkan Allah itu sangat ingin dekat kepada si pendosa yang ingin menghapus dosanya. Allah sangat ingin dekat kepadanya.

Kenapa tidak Allah katakan ia bertaubat, selesai, hapus dosanya, tidak begitu. Allah katakan “innal hasanaat yudzhibnassayyi’at” perbuatan baik itu menghapus dosa – dosa. Maksudnya apa? Allah ingin ia banyak beramal baik. Kenapa ia harus beramal baik? Sedangkan Allah bersabda : hamba- hamba-Ku jika berkumpul kalian jin dan manusia yang pertama dan terakhir semuanya bertaqwa dengan ketaqwaan kepada-Ku, Kerajaan-Ku tidak bertambah sedikit pun, hamba-Ku jika kalian ini semua jahat, jin dan manusia yang pertama dan terakhir semuanya jahat, tidak berkurang Kerajaan-Ku sedikit pun (Shahih Muslim). Lalu apa gunanya kebaikan dan kejahatan bagi Allah? Cintanya Allah, Indahnya Allah, Mulianya Allah sampai Allah jawab “hai para pendosa, kalian perbanyak perbuat pahala maka dosa – dosa kalian Ku-hapus”. Panggilan yang sangat indah, “sini dekat pada - Ku maka dosa – dosa itu Ku-singkirkan”. Demikian indahnya Rabbul Alamin.

Hadirin – hadirat, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : ketika Allah melihat salah satu bentuk, dimana Allah Swt memperlihatkan kepada hamba – hambaNya bahwa Allah melihat semua perbuatan yang terkecil sekalipun. Maka disaat itu datanglah tamu kepada Sang Nabi saw dan Sang Nabi saw tidak bisa menjamunya karena tidak ada makanan. Rasul tanya pada istrinya “punya makanan apa kita untuk menjamu tamu ini?”, istri Nabi saw menjawab “tidak ada, yang ada cuma air”. Maka Rasul berkata siapa yang mau menjamu tamuku ini? Satu orang anshar langsung mengacungkan tangan aku yang menjamu tamumu ya Rasulullah. Bawa ke rumahnya, sampai dirumah mengetuk pintu dengan keras hingga istrinya bangun. Kenapa suamiku? kau tampak terburu – buru. “akrimiy dhaifa Rasulillah” kita dapat kemuliaan tamunya Rasulullah. Ayoo.. muliakan, keluarkan semua yang kita miliki daripada pangan dan makanan, semua keluarkan. Ini tamu Rasulullah bukan tamu kita, datang kepada Rasul, Rasul saw tidak bisa menyambutya. Rasul tanya “siapa yang bisa menyambutnya?”, aku buru - buru tunjuk tangan, ini kemuliaan besar bagi kita. Istrinya berkata “suamiku, makanannya hanya untuk 1orang. Tidak ada makanan lagi, itu pun untuk anak – anak kita. 2 orang anak – anak kita hanya akan makan makanan untuk 1 orang, kau ini bagaimana menyanggupi undangan tamu Rasul? kau tidak bertanya lebih dulu? apakah kita punya kambing, punya ayam, punya beras, punya roti, jangan main terima sembarangan!” Maka suaminya sudah terlanjur menyanggupi “sudah kalau begitu anak kita tidurkan cepat – cepat, matikan lampu agar anaknya tidur”. “belum makan, suruh tidur jangan suruh makan malam, biar saja”. Ditidurkan anaknya tanpa makan. Lalu tinggal makanan yang 1 piring untuk 1 orang, “ini bagaimana? tamunya tidak mau makan kalau hanya ditaruh 1 piring kalau shohibul bait (tuan rumah) tidak ikut makan karena cuma 1 piring makanannya”. Suaminya berkata “nanti sebelum kau keluarkan piringnya, lampu ini kau betulkan lalu saat makan tiup agar mati pelitanya, jadi pura – pura lampu mati. Taruh piring, silahkan makan dan kita taruh piring kosong di depan kita, tamu makan kita tidak usah makan tapi seakan – akan makan dan tidak kelihatan lampunya gelap”. Maka tamunya tidak tahu cerita lampunya mati, pelitanya rusak, tamunya makan dengan tenangnya, nyenyak dalam tidurnya, pagi – pagi shalat subuh kembali kepada Rasul saw “Alhamdulillah ya Rasulullah aku dijamu dengan makanan dan tidur dengan tenang”. Rasul berkata “Allah semalam sangat ridho kepada shohibul bait (tuan rumah) yang menjamumu itu” (shahih Bukhari). Allah tersenyum, bukan Allah itu seperti manusia bisa tersenyum tapi maksudnya Allah sangat sayang dan sangat gembira. Dengan perbuatan itu Allah sangat terharu, bukan terharu karena tamunya saja tapi juga karena shohibul bait berucap. “akrimiy dhaifa Rasulillah” muliakan tamu Rasulullah. Ini yang membuat Allah terharu, untuk tamunya Rasulullah rela anaknya tidak makan, tidur semalaman dalam keadaan lapar untuk memuliakan tamunya Rasulullah saw.

Kita mengenal satu sosok manusia yang sangat dicintai oleh Rasulullah saw, manusia yang paling disayang Rasulullah. Siapa? Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Ini haditsnya baru kita baca. “Fatimah badh’atun minniy..” Putriku Fatimah itu belahan dari tubuhku. Tapi Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari lebih menekankan kepada belahan jiwaku. Maksudnya yang paling kucintai. “..aghdhabaniy man aghdhabaha” siapapun yang membuatnya marah akan membuatku marah. Kalimatnya sangat singkat, tapi kalau kita perdalam maknanya Rasulullah itu tidak pernah marah untuk dirinya. Rasulullah itu marah hanya karena Allah saja semata. Kalau sudah urusan haknya Allah, baru Rasul saw marah. Berarti orang yang menyinggung perasaan Sayyidatuna Fatimah Azzahra berurusan dengan kemurkaan Allah. “..faman aghdhabaha aghdhabaniy” yang membuatnya marah akan membuatku marah. Ini adalah satu isyarat daripada hadits Nabi saw, betapa cinta Allah kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra, sehingga Rasul murka dengan orang yang membuat Sayyidatuna Fatimah Azzahra marah.

Putri Rasulillah. Ketika Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw mengirimkan istrinya yaitu Sayyidatuna Fatimah Azzahra, karena tidak tega melihat Sayyidatuna Fatimah tangannya ini luka – luka karena menumbuk padi sendiri, menumbuk gandum sendiri untuk makanan anak – anaknya Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. Tangan yang demikian lembut mulai tergores – gores dan berdarah. Sayyidina Ali bin Abi Tholib tidak tega, kalau begitu coba minta pada Rasulullah khadim. “Banyak koq yang mau berkhadim kepada kita”, kata Sayyidina Ali bin Abi Tholib. Sayyidatuna Fatimah datang kepada Rasul saw. Rasulullah berdiri, disini dalil. Diriwayatkan didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa Rasul itu berdiri untuk menyambut Sayyidatuna Fatimah Azzahra, teriwayatkan dalam banyak hadits shahih. Ini dalil berdirinya kita untuk orang yang kita cintai. Rasulullah datang, Sayyidatuna Fatimah berdiri.

Zaman sekarang orang bilang kalau berdiri maulid Nabi adalah syirik. Kita berdiri untuk orang yang paling dicintai Allah yaitu Sayyidina Muhammad Saw. Terlihat tidak terlihat, datang tidak datang, aku berdiri untuk menghormati Nabi Muhammad Rasulullah saw.

ImageKita stop dulu cerita Sayyidatuna Fatimah. Kita bicara lagi dalil berdiri saat mahallul qiyam. Dari para Imatunal Akramin berikhtilaf tentang bolehnya berdiri, tetapi Hujjatul Islam Al Imam Nawawi mengatakan bahwa pendapat yang paling shahih dan paling tsigah adalah layaknya berdiri untuk menghormati ulama atau orang yang dicintai. Tapi ulama mengatakan makruh, sebagian mengatakan haram berdiri untuk penguasa yang jahat. Penguasa yang dhalim, jangan berdiri menghormatinya, itu kata Al Imam Nawawi. Sebagian mengatakan makruh, sebagian mengatakan haram. Tapi berdiri untuk para ulama adalah amrun mustahab (hal yang baik/disukai), berdiri untuk tamu adalah amrun mustahab (hal yang baik/disukai). Menghargai tamu, Rasulullah juga berdiri menghargai tamu. Keluar dari semua ikhtilaf ini, kita berdiri bukan untuk apa – apa, tapi saat mahallul qiyam karena gembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad saw, tidak terikat Rasulullahnya ada atau tidak ada. Demikian hadirin – hadirat.

Yang mengawalinya siapa? Imam Taajusubkiy alaihi rahmatullah, seorang muhaddits dan seorang Hujjatul Islam. Hujjatul Islam itu adalah orang hafal lebih dari 300.000 hadits. Murid – muridnya adalah para huffadh dan beliau seorang muhaddits besar, dan dikenal di banyak wilayah. Satu – waktu beliau mengumpulkan murid – muridnya, para Al Hafidz. Murid – muridnya hafal lebih dari 100.000 hadits, murid – muridnya kumpul. Para ulama lain yang sejajar dengan beliau juga hadir. Satu orang baca qasidah (pujian kepada Rasul saw), tiba – tiba Imam Tajusubkiy memegang tongkatnya dan berdiri. Beliau berdiri, berdiri seluruh hadirin, maka mereka merasakan 1 sakinah, 1 ketenangan dan 1 kekhusyu’an yang sangat dahsyat. Airmata mereka mengalir merindukan Nabi Muhammad Saw. Jadi saat sedang baca qasidah, tiba – tiba Imam Tajusuki memegang tongkatnya dan berdiri tanpa sebab, yang lain ikut berdiri, maka disaat itu mereka merasakan 1 keanehan dan 1 ketenangan dan 1 rindu yang sangat dahsyat kepada Nabi Muhammad Saw. Jadi yang pertama kali berbuat mahallul qiyam disaat shalawat adalah Imam Tajusubki. Yang mana beliau itu diakui sebagai muhaddits dan sebagai Hujjatul Islam yang sederajat dengan Imam Nawawi, Imam Ibn Hajar dan Imam – Imam lainnya.

Kita lanjutkan, Sayyidatuna Fatimah meminta khadim (pembantu) kepada Ayahnya. Ayahnya berkata “ya Fatimah, kuajarkan kau bacaan dan itu lebih baik daripada pembantu”, Sayyidatuna Fatimah berkata “koq bacaan wahai Ayah?”, Rasul berkata “sebelum kau tidur baca Subhanallah 33X, Alhamdulillah 33X, Allahu Akbar 33X dan akhiri dengan Lailahailallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiitu wa huwa a’laa kulli syaiin qadir, lalu tidurlah. Kau bangun pasti akan lebih segar tubuhmu” (Shahih Bukhari), Sekilas kita mengatakan bahwa ini adalah perbuatan yang sedikit kejam. Orang minta pembantu malah diberi dzikir, tetapi hadirin ini mujarab. Kalian pulang dari sini boleh coba, tubuh yang sedang lelah dan lesu, coba sebelum tidur membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, masing – masing 33X dan akhiri dengan Lailahailallah wahdahu laa syarikalah.., lalu tidur dan lihat bangunmu tidak sama dengan bangun yang tanpa dzikir. Ada 1 kenasaban, ada rahasia kekuatan Illahiyah masuk kedalam sel – sel tubuhmu. Demikian Sang Nabi saw mengajari untuk Sayyidatuna Fatimah Azzahra. Wasiat beliau saw kepada putrinya dan Rasul saw tidak memberikan khadim (pembantu). Kejam sekali Rasul yang mempunyai banyak khadim. Sahabat diberi khadim 5, yang ini dikasih khadim 10. Sementara putrinya tidak diberi khadim. Kenapa? karena makanan yang dibuat dengan tangan ibunya sendiri lebih berkah daripada makanan yang dibuat tangan pembantu. Kalau anak makanannya dari tangan ibunya jauh lebih berhak dan lebih berkah daripada anak yang diberi makan dari tangan pembantunya. Dari kasih sayangnya, dari dzikirnya, apalagi Sang Ibu ini Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Rasul tidak mau makanan Sayyidina Hasan wal Husein dicampuri tangan pembantu. Cukup tangan ibunya Sayyidatuna Fatimah Azzahra karena Rasulullah tahu dari keturunan Sayyidina Hasan wal Husein akan muncul puluhan ribu wali Allah yang akan mengislamkan Barat dan Timur. Ibunda dari semua Habaib yang ada di permukaan bumi. Maka Rasul tidak mau ada tangan pembantu ikut makan daripada makanan Sayyidina Hasan wal Husein radiyallahu anhum. Demikian hadirin – hadirat, indahnya tarbiyah Sang Nabi saw.

Sebisa mungkin ini kaum wanita dari hal ini, kalau anak masih bayi, masih 2, 3, 4 tahun, masih disuapi maka semampunya berikan makanan dari tanganmu. Jangan dari tangan pembantu. Kalau sudah mulai diatas 5 – 6 tahun, sudah tumbuh tulangnya silahkan saja barangkali. Kalau masih kecil, jangan, selalu dari tanganmu sambil dzikir, sambil baca yassin, sambil baca shalawat Allahumma Sholli Ala Muhammad Sholli Wa Sallim Alaihi, terus latih anakmu itu dengan cahaya dan cahaya dzikir. Akan kau lihat bagaimana dahsyatnya nanti.

Dibuktikan oleh para ilmuwan kita, ketika wanita itu hamil baik diperdengakan itu dirahimnya (diperutnya) itu musik – musik klasik, musik yang tenang karena itu membantu daripada proses pertumbuhan otak bayi didalam rahim. Musik atau suara yang tenang itu membuat perkembangan otaknya lebih baik. Pantaslah kalau para salaf kita mengajarkan agar membaca surat maryam bagi yang perempuan dan bagi laki – laki membaca surat yusuf. Tentunya 1000X musik klasik, tidak akan menyamai Kalamullah Swt. Perdengarkan pada rahim ibunya, wanita – wanita yang hamil, suami – suami yang istrinya sedang hamil, ingat! Istrinya agar mengamalkan surat – surat dalam Alqur’anulkarim, tidak mesti surat maryam dan tidak mesti surat yusuf. Saran saya adalah surat Muhammad Saw saja, itu yang paling sempurna kalau anaknya laki - laki. Kalau perempuan ya kalau sudah kena cahaya kemuliaan dari Rahmatan lil Alamin, berkah dunia dan akhirat. Insya Allah.

ImageHadirin – hadirat, Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw adalah orang yang barangkali jarang disebut didalam riwayat hadits Shahih. Padahal didalam Shahih Bukhari riwayat tentang Sayyidina Ali bin Abi Tholib lebih banyak daripada riwayat tentang Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Yang diriwayatkan oleh Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq jauh lebih sedikit dibanding dengan yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Tholib. Diriwayatkan Rasul saw bersabda wahai Ali apakah kau ini ridho, gembira karena posisimu itu posisinya Nabi Harun disisi Nabi Musa” (Shahih Bukhari) Maksudnya sangat dekat dengan Rasul saw bukan sama – sama Nabi, tapi sangat dekat dengan Rasulullah saw. Hadits seperti ini pernah diucapkan kepada Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq dengan kalimat yang berbeda. Rasul berkata kalau aku ini boleh mengambil seorang kekasih, maka aku akan mengambil Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum sebagai kekasih.(Shahih Bukhari) Tapi karena aku tidak diizinkan punya kekasih kecuali Allah Jalla Wa Alla.

Jadi banyaknya hadits tentang kemuliaan Sayyidina Ali bn Abi Tholib, Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq, Sayyidina Umar bin Khattab dan Sayyidina Utsman bin Affan maka dikelompoklah yang disebut dengan Khulafaurrasyidin dalam 1 kelompok dan tidak tahu mana yang paling mulia. Yang 1 lebih cinta pada yang ini, yang lebih lebih cinta pada yang ini, silahkan saja. Tapi keempatnya memiliki kemuliaan yang agung. Dan Sayyidina Ali bin Abi Tholib yang paling tidak menyukai ikhtilaf. Beliau paling benci ikhtilaf. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika terjadi ikhtilaf didalam khalifahnya bersama Muawiyah, berkata Sayyidina Ali bin Abi Tholib “silahkan putuskan saja oleh kalian bagaimana maunya, kalian silahkan musyawarahkan bagaimanapun caranya sungguh aku benci perpecahan, aku akan perjuangkan Islam dalam 1 kelompok atau aku akan mati demi membela persatuan dan wafat seperti sahabatku yang terdahulu yaitu Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar dan Sayyidina Utsman radiyallahu anhu ajmain”. Demikian wasiat Sayyidina Ali bin ABi Tholib kw.

Dan tentunya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum yang muncul di masa sekarang dipertentangkan bahwa Sayyidina Abu Bakar ini berbuat hal yang menyakiti Sayyidatuna Fatimah Azzahra lantas dikaitkan dengan hadits ini “..man aghdabaha aghdhabaniy” bahwa Sayyidina Abu Bakar pernah menyakiti hati Sayyidatuna Fatimah Azzahra, putri Rasulullah sedang Rasulullah telah bersabda “barangsiapa yang membuat Fatimah marah maka akan membuatku marah”. Sungguh ketika hadits ini diperdengarkan kepada Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq, maka Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq datang kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra meminta ridho dan restu. Demikian didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari. Datanglah Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq kerumah Sayyidina Ali bin Abi Tholib “aku ini menjalankan apa – apa yang diperintahkan Rasul saw bahwa Ahlul Bait tidak menerima shadaqah. Namun Sayyidatuna Fatimah Azzahra tidak menerima warisan bahwa Ahlul Bait Rasul tidak mewarisi, aku hanya pegang ucapan Rasul, tapi kalau itu sampai menyakiti hati putri Rasul, aku mau minta maaf”. Maka diizinkanlah masuk berjumpa Sayyidatuna Fatimah. Berkata Imam Ibn Hajar “tidak keluar Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq dari rumah itu sebelum diridhai dan dimaafkan oleh Sayyidatuna Fatimah Azzahra”.

Imam Ibn Hajar Al Asqalani dan Hujjatul Islam Al Imam Nawawi alaihi rahmatullah mengatakan kalau seandainya tanah waris itu ada untuk ahlulbait Rasul saw, niscaya Saayidina Ali bin Abi Tholib akan mengeluarkannya. Zaman Sayyidina Abu Bakar tidak diberi, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman, sudah 3 khalifah. Dan disaat Sayyidina Ali bin Abi Tholib tidak dikeluarkan juga!! Itu tanah fadak. Kalau itu seandainya alhaq, Sayyidina Ali bin Abi Tholib akan mengeluarkannya. Berarti Sayyidina Ali bin Abi Tholib salah, berarti semua Khulafaurrasyidin salah. Ini hadirin, barangkali dari sebagian hadirin tidak memahami pembahasan ini dan pembahasan ini penting. Karena mulai semakin marak orang – orang yang mencaci para sahabat Rasul saw. Mencaci Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman yang mengatakan mereka itu musuh – musuh ahlulbait. Salah besar, kenapa? karena mereka berempat ini adalah keluarga Rasul. Sayyidina Abu Bakar ini adalah mertuanya Rasulullah saw, Sayyidina Umar mertua Rasulullah saw, Sayyidina Utsman menantu Rasulullah saw, Sayyidina Ali menantu Rasulullah saw, mereka ini semua keluarganya Rasulullah saw. Mereka yang mencaci dan mengatakan ada kesalahan pada hal ini berarti mengatakan rumah tangga Rasulullah saw kacau balau. Mustahil!!

Hadirin, ini yang perlu saya perjelas tentunya kita lanjutkan lagi betapa indahnya Sayyidina Hasan bin Ali kw ketika akan wafat Sayyidina Hasan berkata dalam sakaratul maut, lihat jiwa yang ditarbiyah dengan tarbiyah akhlak Nabi Muhammad saw. Sayyidina Hasan bin Ali berkata “laqad aroftu man sammaniy wa laqad samahtuh” aku tahu siapa yang meracuni aku tapi aku sudah maafkan. Subhanallah!! Sayyidina Hasan bin Ali radiyallahu anhum. Mereka orang yang khusyu’, mereka orang – orang yang banyak bermunajat. Putra Sayyidina Husein bin Ali, dialah Sayyidina Ali Zainal Abidin yang dikenal sebagai Assajjad (orang yang paling banyak bersujud). Gelar yang tidak pernah ada orang lain selain beliau. Kenapa? karena sujudnya sebanyak 1000X setiap malamnya. Beliau itu shalat malamnya 500 rakaat tiap malam, shalatnya 500 rakaat berarti 1000X kali sujud. Sujud kepada Allah. Kita tidak mampu, namun paling tidak kita renungkan saja. Indahnya seperti apa orang yang sujudnya 1000X kepada Allah. Betapa cintanya Allah kepada orang itu, betap ia menikmati asyiknya gerak – gerik sujudnya 1000X setiap malamnya kehadirat Allah, betapa indahnya kelak istananya di yaumal qiyamah. Hadirin – hadirat, Imam Ali Zainal Abidin Assajjad ketika wafat terlihat bekas kuli di kedua pundaknya keras, bagian tubuhnya ini kasar seperti kuli. Kalau kuli itu kan sering mengangkat berat, terlihat kulitnya itu kasar. Itu kejadian orang bertanya – Tanya, kenapa ini? sering membawa berat tidak pernah terlihat? beberapa hari kemudian baru diketahui bahwa banyak orang – orang miskin datang. Darimana? kami biasanya tiap malam ada yang mengirimi makanan, ada yang mengirimi sekarung beras, ada yang mengirimi sekarung gandum, tapi sekarang tidak lagi setelah wafatnya Sayyidina Ali Zainal Abidin Assajjad. Orang tidur, beliau selesai dari ibadahnya, mulai bagi – bagi kepada fuqara tanpa ada yang tahu, diletakkan didepan rumahnya fulan sampai berbekas dikedua pundaknya akrena mengangkat beban yang berat. Indahnya orang – orang seperti ini.

Hadirin – hadirat, beliau bermunajat ketika akhir malam “abduka bi finaa’ik, miskiinuka bi finaaik, faqiiruka bi finaaik, saailuka bi finaaik” wahai Allah hamba-Mu dihadapan-Mu, wahai Allah orang yang miskin, hamba-Mu yang miskin dihadapan-Mu, hamba-Mu yang fakir dihadapan-Mu, si pengemis dihadapan-Mu. Siapa yang berdoa? yang sujud tiap malam sebanyak 1000X, yang bershadaqah kepada fuqara tanpa diketahui orang lain. Ia berkata “abduka bi finaa’ik, miskiinuka bi finaaik, faqiiruka bi finaaik, saailuka bi finaaik”.

ImageInilah malam – malam munajat, inilah malam – malam doa, ini malam – malam harapan kepada Allah. Bagaimana keadaan putranya Sayyidina Ali Zainal Abidin yaitu Imam Muhammad Al Bagir bin Ali Zainal Abidin Assajjad yang ketika ia adalah orang ynag paling taat dan sangat taat kepada Allah, wajahnya bercahaya terang – benderang seakan – akan orang melihat kembali cahayanya Rasul saw terbit di wajahnya Al Imam Muhammad Al Bagir. Dan beliau di malam harinya selalu berdoa “amartaniy falam a’tamir, wa nahaytaniy falam anzajir, haa ana abduka bayna yadayk, mudznibun mukhthi’un, falaa a’tadzir” inilah aku Muhammad Al Bagir, Kau banyak beri aku perintah padaku tapi banyak yang tidak mampu kulakukan, banyak Kau melarang hal – hal yang Kau larang wahai Allah, tapi ada juga yang tidak mampu aku lakukan, masih juga kulakukan larangan-Mu, masih ada perintah-Mu kepadaku yang masih belum kulakukan, masih banyak larangan-Mu yang Kau beri larangan tapi aku masih aku lakukan. Ia berkata “haa ana abduka mudznibun mukhti’un falaa a’tadzir” inilah aku hamba-Mu penuh dosa, penuh salah dan aku tidak membela diri atas dosa – dosaku. Maksudnya membela diri apa? maksudnya aku berdosa karena sedang sakit, aku berdosa karena sedang tidak sengaja..tidak..tidak, memang aku pendosa. Demikian juga hadirin dengan jiwa Imam Ja’far Ashshodiq bin Muhammad Al Bagir (putra Imam Muhammad Al Bagir).

“Haa ana abduka mudznibun mukhti’un falaa a’tadzir”. Inilah Imam Muhammad Al Bagir, hamba penuh dosa, hamba penuh kesalahan, hamba yang ketika diberi perintah masih juga banyakyang tidak dilakukan, yang jika diberi larangan masih juga ada yang dilanggar. Padahal beliau orang yang hampir tidak pernah berbuat hal yang mubah, perbuatannya selalu didalam hal yang sunnah dan didalam hal yang fardhu, tidak pernah berbuat hal yang makruh apalagi yang haram. Demikian jiwa yang sangat rendah diri dihadapan Yang Maha Luhur. Demikian dengan putranya Al Imam Ja’far Ashshodiq bin Muhammad Al Bagir bin Ali Zainal Abidin bin Husein binty Rasulillah saw. Bagaimana dengan Imam Ja’far? Imam Ja’far kalau berdoa memanggil Nama Allah tidakmau berhenti. Ia kalau berkata “ya Rabb..ya Rabb..ya Rabb” terus beliau lampiaskan doanya, rindunya, tangisnya, isi perasaannya di setiap memanggil Nama Allah. Beliau berkata “ya Allah..ya Allah..ya Allah” terus sampai habisb nafasnya. Kalau sudah habis nafasnya kemudian ganti dengan Asma Allah yang lainnya. Demikian keadaan Imam Ja’far, demikian keadaan Imam Muhammad Al Bagir, demikian keadaan Imam Ali Zainal Abidin, demikian dalam kitab Al Ghurar yang ditulis oleh Al Hafidz Al Imam Muhammad bin Alwi Al..

Hadirin, kita akhiri majelis ini dengan doa dan munajat. Rabbiy permukaan bumi telah dipenuhi jiwa – jiwa yang dipenuhi dengan doa dan munajat. Sejuk jiwa mereka siang malam dengan dzikir, sejuk hari – hari mereka dengan Rahmat-Mu maka limpahkan pada kami pula Ya Rahman Ya Rahim. Setetes dua tetes daripada kerinduan kepada-Mu, setetes dua tetes dari indahnya sujud kepada-Mu di malam hari, undang kami untuk berduaan dengan-Mu dalam ruku’ dan sujud di malam hari, Ya Rahman Ya Rahim jangan Kau jadikan kami orang yang masih meninggalkan shalat, barangkali diantara hadiirn masih ada yang belum melakukan shalat 5 waktu, taubatlah malam ini, janjikan kepada Allah bahwa kau tidak mengulanginya lagi untuk meninggalkan shalat 5 waktu. Jika masih ada dosa – dosa yang kau lakukan, berdoalah kepada Allah, minta..minta..minta..agar Allah beri kekuatan agar kau terhindar dari semua dosa. Yang dengan itu akan datang segala anugerah. Sungguh Nabi saw telah bersabda “banyaknya manusia terhalang dari rizki karena dosa –dosanya,kalau saja ia bertaubat dalam sekejap limpahan Rahmat Allahi tu tumpah kepadanya. Pernah terjadi seorang yang selalu berdoa untuk terangkatnya musibah, tidak terangkat – angkat musibahnya sampai 15 tahun ia berdoa tidak pernah dikabulkan 1 doanya itu, lantas ia diajari oleh salah seorang guru berkata “coba kau taubat, habis taubat kau berdoa”. “Aku taubat ya Rabb, tapi aku tahu mungkin besok aku akan berbuat dosa lagi. Dan saat ini aku taubat, hari esok aku serahkan kepada-Mu, mungkin aku berbuat lagi mungkin tidak, beri aku kekuatan supaya tidak lagi berbuat dosa”. Dengan doanya ini dalam sekejap Allah kabulkan doanya yang 15 tahun tidak pernah dikabulkan oleh Allah. Dengan kemuliaan taubat“innahu kaana tawwabaa” sungguh Allah itu mencintai orang yang bertaubat. QS. An Nashr : 3. Masihkah kau tolak lamaran cinta Allah, masihkan kau tolak cinta Allah yang abadi yang akan membuatmu mulia di dunia dan akhirat. Hadirin – hadirat, terimalah istana – istana mewah dan abadi di surga, terimalah kebahagiaan dan ketenangan di dunia. Telah diajarkan oleh Allah “aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzabannar” kebahaagiaan dunia, kebahagiaan akhirat, jauh dari neraka. Siapa yang bisa memberinya? Allah..Allah..Allah..Serulah Nama Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzabannar..Ya Allah Ya Allah Ya Allah bebas dari segala hutang, bebas dari segala musibah, bebas dari segala kesedihan. Ya Allah Ya Allah Ya Allah.. Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, kalau seandainya ada ajakan demo, telah tegas perintah dari Guru Mulia kita untuk tidak terjun dan demonstrasi. Kita cukup berjuang dengan doa dan dengan usaha dan kita sudah berusaha untuk mengajukan pada calon – calon presiden yang akan naik untuk membubarkan Ahmadiyah dan sudah diterima. Jadi kita tidak berjuang dengan cara kekerasan dan demo. Kita berjuang dengan cara yang baik, menyarankan dan mengajukan para calon wapres dan capres yang akan naik untuk lebih Islami. Bukan Ahmadiyah saja, tapi menutup aurat dan jangan ada foto – foto porno di jalanan. Itu yang sedang kita perjuangkan, doakan ini semua sukses. Dan kita sudah sampaikan kepada mereka bahwa Majelis Rasulullah Saw akan mendukung pemimpin yang mendukung Jakarta sebagai kota Sayyidina Muhammad Saw. Diatur nanti masing – masing Gubernur di wilayahnya membuka cabang – cabang majelis maulid Nabi, membuka cabang – cabang majelis shalawat. Karena ini shalawat dan dzikir membawa kedamaian bangsa, bukan untuk satu agama tapi untuk seluruh agama. Damai kalau sudah Islamnya damai. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Dan pengumuman yang selanjutnya, sering barangkali saya mohon maaf hadirin berkali – kali saya absen dari hadir dalam undangan – undangan. Ini menyangkut penyakit (cobaan dari Allah Swt). Ini hanya untuk mengangkat derajat saya tapi kesembuhannya adalah semangat kalian. Semakin kalian bersemangat, saya semakin sembuh. Demikian Insya Allah. Pengobatan saya sudah dilanjutkan ke Singapura karena disini dokternya sudah minta satu syarat “Habib kalau mau ditangani oleh saya, harus istirahat 1 bulan penuh”. Saya katakan “tidak, kalau saya harus libur 1 bulan penuh”. Saya berangkat ke Singapura, disana diberi pengobatan yang cukup memberatkan kita pendanaannya, akan tetapi tidak harus sampai 1 bulan. Bisa bolak – balik, tapi ada beberapa majelis yang terkorbankan, untuk majelis yang tidak saya hadiri, saya mohon maaf dan mohon ridho, mohon restu dan mohon sampaikan pada panitia demi Allah saya benar – benar mohon maaf. Dan untuk majelis –majelis di waktu mendatang, seandainya ada yang tidak saya hadiri, saya akan hadir dengan kursi roda kalau mampu, tapi kalau lebih dari itu tolong jangan paksakan saya. Itu yang saya mohon dari hadirin – hadirat.

Saya dan para habaib yang lain sama saja, kalau seandainya habaib lain diundang, kiai lain diundang tidak hadir, koq kecewanya tenang – tenang saja. Tapi kalau saya tidak, bahkan sampai mau demo segala kalau saya tidak hadir karena amarahnya kalau saya tidak hadir. Tapi insya Allah saya kan berusaha penuh, tidak mengecewakan setiap undangan kalian. Insya Allah dan yang hadir dengan doa – doa kalian. Jamaah duren sawit besok malam maaf sudah ditunda 2X, malam Rabu yang lalu ditunda, malam Rabu ditunda lagi, besok malam saya akan hadir, saya janji, tidak perlu risau lagi, saya akan hadir. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, semoga Allah melimpahkan Rahmat bagi kita dan kita akhiri majelis ini dengan doa bersama meminta kepada Allah pemimpin yang baik, pemimpin yang membawa kedamaian. Dan ingatlah kalian Majelis Rasulullah Saw memperjuangkan kedamaian dari mulai rakyat terbawah sampai rakyat tertinggi. Demikian hadirin – hadirat. Tafadhol Masykura..

Dua pengumuman lagi, yang pertama kegembiraan kita, kepastian kunjungan Guru Mulia kita Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz pada tanggal 13 April 2009. Beliau akan tiba di Jakarta untuk multaqa (pertemuan) ulama selama hampir 2 minggu. Dan beliau datang ke Jakarta 1 hari saja langsung ke wilayah ada 6 propinsi. Jadi tidak ada acara di Jakarta kecuali acara penutupan tanggal 26 April 2009,beliau akan majelis bersama kita di Masjid Istiqlal. Insya Allah kunjungan beliau tidak ada halangan. Kita kembali dalam Tabligh Akbar bersama Guru Mulia kita Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz. Amin Allahumma Amin semoga Allah singkirkan segala hambatan dan Allah berikan kemudahan. Semoga Allah Swt jadikan acara ini sukses dengan doa bagi bangsa kita mengawali kemakmuran bagi bangsa kita. Amin Allahumma Amin semoga Guru Mulia kita juga diberi kesehatan wal afiah dan diberi kemuliaan untuk bisa selalu hadir. Ini menunjukkan isyarat bahwa Indonesia sudah berada di gerbang kemakmuran, gerbang daripada pembenahan bagi muslimin – muslimat terbesar di muka bumi. Beliau sampai tahun ini datang 3X ke Indonesia. Bulan kemarin bulan Februari,bulan ini dan bulan Desember untuk membenahi bumi Indonesia ini. Semoga semakin terbenahi dengan kedamaian..

Yang kedua, saya mohon maaf hadirin. Malam ini keluar saya dari majelis ini kalau bisa jangan ada yang bersalaman bukan karena saya tidak suka di salami. Sungguh hati saya hancur kalau ada tangan yang terulur pada saya tidak sempat saya sentuh, hati saya terenyuh dan tercabik. Saya tidak mau mengecewakan satu tangan pun yang terulur kepada saya, tapi kondisi saya di malam in tampaknya drop sekali dan saya harus buru – buru tiba sampai dirumah. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, saya sangat mencintai kalian. Seandainya kalian berkata “Habib saya tidak mau hadir kecuali saya menginjak kepada Habib dulu” maka saya berikan kepala saya ini untuk kalian injak demi kalian mau hadir ke majelis malam ini. Tapi malam hari ini saya mohon diberikan keringanan hadirin kepada saya, kita bersatu di dunia dan akhirat dan berkumpul bersama Nabiyyuna Muhammad Saw. Karena tangan saya penuh tusukan jarum jadi agak sedikit terganggu seandainya disalami oleh hadirin. .

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam..

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 22 April 2009 )

Rabu, 20 Mei 2009

"Kasih sayang Allah untuk umat Nabi Muhammad SAW"


Monday, 29 September 2008
Ceramah Al Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf
"Kasih sayang Allah untuk umat Nabi Muhammad SAW"

Bukti kebesaran Allah SWT atas umat Nabi Muhammad SAW sangatlah jelas dan nyata, di zaman sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW bila satu kaum pengikut para Nabi berbuat dosa kepada Allah SWT (maksiat) maka Allah akan menulis dikeningnya umat yang bertulis hamba ini berdosa dan tidak bisa ditutupi umat tersebut atas diri mereka masing-masing bahwa mereka berbuat dosa dan begitu banyak pula azab Allah yang diturunkan sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW, sala satu kaum yang di tenggelamkan beserta bumi ini adalah kaum Nabi Nuh as dan kaum yang dihujankan batu serta dibalikannya bumi adalah kaum Nabi Luth as dan masih banyak kaum para Nabi lainnya yang Allah SWT turunkan azab.
Betapa beruntunglah umat Nabi Muhamad SAW atas kasih sayang Allah SWT yang begitu sayang terhadap umat Nabi Muhammad SAW, walaupun begitu banyak dosa dan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat umatnya tetapi Allah SWT masih membuka pintu ampunan selagi ruh masih berada dijasadnya dan sebelum sampai di tenggorokkannya, Allah SWT masih mengampuni dosanya selagi ia tidak menyekutukan Allah SWT.
Semua ini bertanda Allah SWT menjaga umat Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT membuktikan kebesaran-Nya, kasih sayang-Nya dengan Allah SWT menurunkan mujizat yang abadi berupa Al-Qur’an dan shalat 5 waktu dan mengagungkan bulan-bulan dengan ganda pahala yang berlipat ganda untuk umat Nabi Muhammad SAW di antaranya bulan Rajab ini yang begitu banyak fadhilah-fadhilahnya yang bepuasa maupun yang berdzikir, Allah SWT akan membukakan pintu tobat yang sebesar-besarnya dari mulai hari pertama sampai hari terakhir bulan Rajab dan Allah SWT memuliakan bulan Sya’ban untuk orang yang mencintai Nabi Muhammad SAW agar bershalawat kepadanya sebanyak-banyaknya karena Allah SWT yang memberikan wewenang penuh kepada Nabi Muhammad SAW untuk menolong umatnya dan bershalawat kepadanya di hari kiamat dan bulan ramadhan bagi manusia yang bertaqwa, taat dan bakti kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, Allah SWT akan akan memberikan derajat yang tinggi untuk umat Nabi Muhammad SAW maka bulan ini dinamakan bulan umat Nabi Muhammad SAW karena Allah SWT menurunkan di bulan ini malam Laillatul Qadar sehingga Allah SWT akan mencintai hambanya yang betul-betul mencintainya..
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penting untuk umat Nabi Muhammad SAW karena disinilah bagi hamba yang menginginkan kasih sayang Allah SWT di bulan mulia ini, di zaman Nabi Muhammad SAW para sahabat menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT dan para Aulia di zaman terdahulu ada yang sampai menghatamkan Al-Qur’an 1 hari 20 kali khatam Al-Qur’an, karena mereka semua mengetahui betapa mulia bulan Ramadhan sehingga mereka tidak pernah berkurang rasa cinta mereka kepada Allah SWT sampai akhir hayat mereka, salah satu kemuliaan umat Nabi Muhammad SAW di bulan ini yang membedakan dengan umat-umat yang lain mereka berlomba-lomba merebut ridho Allah SWT, tidak ada yang kaya dan yang miskin semua wajib berpuasa menunaikan perintah Allah SWT tanpa ada yang memaksa hati-hati mereka, oleh karena itulah jangan sia-sia kan kasih sayang Allah SWT dari rahmatnya yang besar.
Wahai umat segeralah tinggalkan segala hal yang tidak di ridhoi oleh Allah SWT dan sambutlah bulan ramadhan dengan berdekatan kepada Allah SWT, basahkan lidahmu dengan berdzikir dan lapangkan dadamu dengan dating ke majelis-majelis dzikir, mudahkan tubuhmu untuk berdekatan kepada Allah SWT agar umurmu tidak sia-sia hidup di alam dunia ini sehingga wajahmu berseri-seri dikala malaikat ijro’il mendatangimu karenakamu rindu ke[ada Allah SWT maka Allah SWT akan rindu pula kepadamu.

Minggu, 17 Mei 2009

Yang Paling Dicintai Rasulullah SAW Diantara Kalian



Ditulis Oleh: Munzir Almusawa Saturday, 28 March 2009
Yang Paling Dicintai Rasulullah SAW Diantara Kalian
Senin,23 Maret 2009


قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا

(صحيح البخاري)


Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh yg paling kucintai diantara kalian adalah yg paling baik akhlaknya” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah kita lanjutkan acara kita, nanti syarah haditsnya akan dilanjutkan oleh beliau karena beliau ini hafal Shahih Bukhari dan syarahnya dan lebih dari 30.000 hadits. Demikian hadirin,

Kita mintakan kepada guru kita fadhilatul ustadz ad da’i illaAllah Sayyidil Habib Musa Al Kadhim bin Ja’far Assegaf untuk menyampaikan tausiyah beberapa menit lantas diterjemahkan oleh guru kita fadhilatul ustadz ad da’i ilallah Syekh Ridwan Al Amri lantas dilanjutkan beberapa menit. Demikian, tafadhol masykura..

Segala puji bagi Allah Swt yang telah mengumpulkan kita di tempat ini, shalawat dan salam kita haturkan kepada hadiratul Rasulullah Saw. Al Habib Musa bin Ja’far Assegaf, tamu kita dari kota Tarim, Hadramaut. Beliau membuka pembicaraannya dengan mengucapkan hamdalah dan bershalawat kepada Rasulullah Saw. Kemudian beliau mengatakn baru saja kita sama – sama mendengarkan sabda daripada Rasulullah Saw yang mana hadits itu keluar dari lisannya Nabi Muhammad Saw yang sudah pasti akan membawa keberkahan bagi kita yang mendengarkan hadits daripada Rasulullah Saw.

Kita tadi sama – sama mendengarkan sabda Rasulullah Saw bahwasanya “inna min ahabbikum ilayya ahsanakum akhlaq” sesungguhnya orang yang paling aku cintai dari ummatku adalah yang paling baik akhlaknya, yang paling aku cintai, kata Rasulullah Saw. Walaupun banyak, seperti membaca Alqur’an itu orang – orang yang dicintai Allah Swt. Orang yang banyak berdzikir orang yang dicintai oleh Allah Swt. Akan tetapi hadits ini memperkuat bahwasanya orang yang paling dicintai oleh Rasulullah Saw dari kalian semua adalah yang akhlaknya paling bagus.

Alhamdulillah, berkat taufiq dari Allah Swt, Allah memberikan kita kemudahan untuk bisa kita berbuat amal – amal yang taat sehingga kita menjadi orang – orang yang dicintai oleh Rasulullah Saw maka ketahuilah apabila kita ingin dijadikan orang – orang yang paling dicintai oleh Allah Swt, ini ada jalur yang paling cepat yaitu bagaimana memperbagus akhlak budi pekerti kita sebagaimana Rasulllah Saw.

Kita semua mampu untuk mengajak orang, bagaimana mereka bisa mencontoh akhlak Rasulullah Saw yang baik. Sebagaimana Allah Swt menciptakan yaitu manusia dengan bentuk dan rupa yang paling baik. “Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim” sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. QS. At-Tiin : 4.,, Maka manusia diciptakan oleh Allah Swt melebihi daripada makhluk Allah yang lainnya.maka dari itu kita diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw, apabila seorang mukmin ia berkaca di depan kaca, ia melihat bentuk dan rupa yang diberikan oleh Allah Swt kepada dirinya, akan tetapi bentuk rupa yang dhahir terlihat maka jangan lupa juga kata Rasulullah Saw yaitu akhlak atau budi pekerti yang baik. Sehingga Nabi Muhammad Saw mengajarkan kepada kita satu dia apabila kita berkaca ,“Allahumma kamaahassanta khalqiy fahassin khuluqiy” (doa ketika bercermin) Ya Allah sebagaimana Engkau sempurnakan bentuk dan rupaku, Engkau perindah bentuk dan rupaku, Engkau perbaiki juga bagaimana bathinku yaitu dengan akhlak yang mulia. Ketahuilah! Bentuk dan rupa yang dhahir yang apabila rupa kita kurang baik, niscaya akhirnya kita meninggal dunia, apabila dikubur selesai itu bentuk dan rupa yang tidak baik. Akan tetapi bentuk rupa yang bathin, yang tidak terlihat terkecuali dilihat oleh orang – orang tertentu yang diijinkan oleh Allah Swt yaitu akhlak yang mulia dan itulah akan terus terbawa kepada orang ini sampai nanti hari kiamat berjumpa dengan Allah Swt. Sebagaimana kita merawat diri kita, merawat bentuk rupa kita pun, kita diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw untuk memperbaiki akhlak kita, budi pekerti kita sehingga Allah Swt melihat bukan hanya dhahir kita akan tetapi bathin kita juga.

Jadi tadi, Alhabib Musa mengatakan seseorang apabila ingin berakhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, disamping ia berusaha jangan pula lupa ia memohon dan berdoa kepada Allah Swt. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw pun berdoa di dalam doa – doanya. Beliau saw berdoa kepada Allah Swt agar Allah memberikan petunjuk kepada beliau saw, agar beliau saw diberikan kesabaran oleh Allah Swt. Telah berapa banyak cobaan dan penderitaan yang dialami oleh Rasulullah Saw. Nabi Saw mendapatkan cobaan, yaitu mendapatkan gangguan maka Nabi saw sabar untuk menghadapi gangguan daripada orang – orang kafir quraisy. Akan tetapi segala gangguan yang dialami oleh Rasulullah Saw dan penderitaan yang dirasakan oleh Nabi Muhammad Saw, itu semua dihadapi oleh Nabi Muhammad Saw yaitu orang – orang kuffar bermuamalah dihadapan Rasul saw dengan muamalah yang tidak baik. Tingkah laku mereka yang buruk kepada Nabi saw, akan tetapi dengan akhlaknya Rasulullah Saw, beliau tidak membalas dengan sesuatu yang tidak baik. Akan tetapi Rasulullah Saw membalas segala perbuatan mereka yang jelek dengan perbuatan yang baik. Itulah akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Sehingga Allah Swt memuji kepada Nabi Muhammad Saw di dalam Alqur’anulkarim. Yang dipuji bukan dari kesabarannya, yang dipuji bukan dari ibadahnya, padahal Nabi Muhammad Saw banyak beribadah kepada Allah Swt. Sehingga diriwayatkan dari banyaknya ibadah Nabi Muhammad Saw, dari qiyamullailnya Nabi saw sampai bengkak kedua telapak kaki beliau. Akan tetapi semua perbuatan Nabi Muhammad Saw, ibadah – ibadah, amal – amal Nabi Muhammad Saw yang dipuji oleh Allah Swt didalam Alqur’an “wa innaka la a’la khuluqin adzim” sesungguhnya engkau Ya Rasulullah didalam budi pekerti yang sangat agung. QS. Al Qalam : 4. Sesungguhnya Rasul saw sungguh benar – benar berada didalam budi pekerti yang sangat tinggi dan agung disisi Allah Swt. Kalau kita manusia yang biasa, mungkin kita bisa berakhlak tapi akhlaknya al hasanah. Perbuatan akhlak yang bagus, tidak dikatakan akhlak kita agung. Tidak ada yang berbuat akhlak yang bagus dikatakan akhlaknya agung. Akan tetapi akhlak yang agung ini hanyalah diberikan oleh Allah Swt kepada Baginda Rasulullah Saw. Sehingga akhlaknya Nabi saw yang begitu agung menutupi segala hal yang lainnya.

Tidak dipuji, “wa innaka la a’la ilm adzim” sesungguhnya engkau didalam ilmu yang begitu agung. Sesungguhnya engkau dalam sabar yang agung. Akan tetapi Allah Swt memuji kepada Nabi Muhammad Saw “wa innaka la a’la khuluqin adzim”. Maka keluarlah pujian yang diberikan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw bagaimana akhlaknya Nabi Muhammad Saw sehingga mereka yang tadinya musuh – musuh Nabi saw. Orang – orang kafir masuk ke dalam agama Islam, mereka taat kepada Nabi Muhammad Saw, karena apa? Bukan hanya dari kesabaran Nabi saw tapi melihat bagaimana akhlaknya Rasulullah Saw.

Dikatakan bahwa (saya belum bawa ucapan beliau tadi) ,Rasul saw mengatakan “wakhaaliqunnaasi bikhuluqin hasan” pergauli manusia, engkau bergaul (bermuamalah) sesama manusia (dengan baik) bukan dengan perbuatan yang lain. Akan tetapi dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw maka diperintahkan bergaulah kepada orang lain dengan akhlak yang baik. Maka disini akhlak yang mulia bisa melebihi daripada amalan – amalan yang lain bahkan melebihi derajat orang – orang yang shalih, orang – orang yang banyak shalatnya dengan akhlak yang mulia. Maka banyak hadits, kalau seseorang mungkin banyak puasanya, shalat sunnahnya banyak, akan tetapi dia tidak mempunyai akhlak yang baik maka ini derajatnya rendah di mata Allah Swt dibanding orang yang tidak banyak berpuasa, tidak banyak shalat sunnah, akan tetapi akhlaknya mulia, budi pekertinya agung maka orang ini derajatnya lebih tinggi disisi Allah Swt. Sebagaimana disabdakan oleh Baginda Rasulullah Saw “ada sebagian manusia, yaitu seseorang laki – laki maupun perempuan ia dengan akhlaknya yang baik bisa melebihi derajatnya orang – orang yang berpuasa dan derajatnya orang – orang yang bangun di malam hari”.

Diperhatikan ikhwani bahwasanya Rasulullah Saw yang mulia itu, yang sangat agung bukan hanya diketahui oleh para sahabat Nabi Muhammad Saw. Bukan hanya orang – orang mukminin yang mengetahui akhlak dan budi pekerti beliau saw yang sangat agung itu, akan tetapi mereka para orang – orang kafir, mereka orang – orang munafik, musuh Rasulullah Saw, mereka mengetahui budi pekerti dan akhlak daripada Rasulullah Saw yang mulia dan sangat agung. Bahkan diriwayatkan daripada akhlak beliau yang sangat agung, sampai anak – anak kecil mengetahui bagaimana akhlaknya Rasulullah Saw yang sangat mulia.

Sehingga Rasul Saw mempunyai kebiasaan, kalau beliau pulang dari peperangan, beliau kumpul bersama semuanya, anak – anak kecil yang masih berumur kecil, mereka berbaris dihadapan Nabi Muhammad Saw. Terkadang di barisan depan itu adalah Sayyidina Ja’far bin Abu Tholib, Sayyidina Hasan wa Husein dan beberapa sahabat sampai shaf yang kedua dan ketiga dan Rasul saw duduk di hadapan mereka sambil melihat mereka semua, Rasulullah Saw mengatakan sayembara kepada mereka “hai anak – anak sesungguhnya aku menyembunyikan sesuatu di ketiakku ini atau di pakaianku. Barangsiapa yang cepat mengambil apa yang aku sembunyikan maka dia akan mendapatkan hadiah dariku, silahkan mengambil sesuatu yang aku sembunyikan di pakaianku”. Maka semua anak – anak yang berbaris di depan Rasulullah Saw, satu – persatu dari mereka berlomba – lomba mendatangi menghampiri Rasulullah Saw, ada yang datang dari belakang, ada yang datang dari dadanya Rasulullah saw, ada yang datang dari kepalanya Rasul saw, mereka berebutan mengambil sesustu yang disembunyikan oleh Rasulullah Saw dan beliau diserbu oleh anak – anak kecil, beliau saw tertawa dengan gembira melihat tingkah laku anak – anak yang memperlakukan Rasulullah Saw. Inilah akhlak, inilah budi pekerti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw sehingga beliau saw dicintai oleh ummatnya.

Beliau (Alhabib Musa) menceritakan bagaimana akhlak Rasulullah Saw yang perlu kita contoh. Pada suatu hari Nabi Muhammad Saw sedang duduk dengan para istri – istrinya, Sayyidah Hafsah, Sayyidah Zainab, Sayyidatuna Aisyah dan yang lainnya duduk bersama Rasulullah Saw. Dan mereka para istri Nabi saw kumpul bersama Rasul saw mereka tertawa dan dari mereka ada yang mengangkat suaranya di hadapan Sang Nabi saw. Satu sama lainnya saling bercanda di hadapan Nabi Muhammad Saw dan beliau saw meladeni dan melayani bagaimana istri – istrinya. Tidak lama kemudian, sedang asyik – asyiknya mereka para istri – istri Nabi Muhammad Saw bersama Sang Nabi sedang bercanda, tiba – tiba terdengar suara ketukan pintu. Tatkala didengar suara ketukan pintu, “Assalamu’alaikum” dilihat Sayyidina Umar bin Khattab maka semua para istri Nabi saw yang tadi sedang asyik duduk bersama Nabi Muhammad Saw, sedang bersenda gurau bersama Sang Nabi saw, mereka semua mengenakan hijab (cadar) nya. Yang tadinya membuka kerudungnya, mereka semua kembali memakainya dan menutup cadarnya sampai mereka semua masuk ke dalam kamar, bersembunyi tidak mau lagi duduk dengan Rasulullah Saw karena datang Sayyidina Umar bin Khattab. Maka Sayyidina Umar bin Khattab setelah masuk, Rasulullah Saw tertawa melihat Sayyidina Umar bin Khattab. Maka Sayyidina Umar melihat Rasulullah Saw yang tertawa gembira sampai geli hatinya Rasulullah Saw, semoga Allah mendengarkan engkau ya Rasulullah. Demi Allah Swt membuat engkau gembira ya Rasulullah saw, sebagaimana engkau dibuat gembira oleh Allah Swt. “apa yang membuat engkau tertawa ya Rasulullah?” maka Rasulullah Saw mengatakan “tadi sebelum engkau datang, semua istri – istriku sedang berkumpul, sedang bercanda gurau denganku, kemudian tatkala engkau datang, mereka masuk ke dalam menutup cadarnya dan bersembunyi”. Maka Sayyidina Umar bin Khattab berteriak dari depan “hai para istri – istri Nabi saw, kalian lebih takut kepadaku daripada Rasulullah Saw? Rasulullah lebih berhak, lebih pantas untuk ditakuti daripada aku?” Maka menyahut salah satu istri daripada Nabi Muhammad Saw “ya Umar benar, kami lebih takut padamu, kami tidak takut daripada Rasulullah Saw karena kami mengenal engkau adalah orang yang keras maka kami takut. Nanti kalau kami tertawa, engkau akan memarahi kami. Akan tetapi kalau kami tertawa, kami bercanda dihadapan suami kami yaitu Rasulullah Saw, beliau saw tidak pernah memarahi kami”. Maka Sayyidina Umar bin Khattab melihat keadaan ini, beliau terdiam. Dan Rasul saw tertawa (Shahih Bukhari).

Diriwayatkan bahwasanya daripada akhlaknya Rasulullah Saw pernah satu kali Rasulullah Saw didatangi daripada anak dari seorang munafikin yaitu Abdullah bin Ubay. Ia terkenal di Madinah, ia meninggal dunia. Tatkala ia mati, anak – anaknya daaing mendatangi Rasulullah saw “ya Rasulullah aku minta kain kafan untuk mengkafani ayahku yang sudahmeninggal dunia” maka Rasulullah Saw mengatakan “baik” padahal Rasul saw tahu ini orang munafik, maka diberikan kain oleh Rasul saw untuk mengkafani ayahnya yang meninggal itu. Maka Rasul saw daripada akhlaknya Rasulullah saw “coba engkau memberitahu sebelumnya maka aku akan datang dan menyolati ayahmu itu” maka anak itu berkata “ya Rasulullah boleh disholati” maka Rasulullah datang dalam pekuburannya. Sudah seelsai dikafankan dan dikuburkan, Rasulullah saw menyolatkannya. Tatkala Rasul saw menyolatkan diatas kuburnya itu, Sayyidina Umar bin Khattab sedih mengetahui hal ini, Sayyidina Umar mengingatkan kepada Rasulullah saw “ya Rasulullah engkau tahu ia ini munafik, tidak akan diridhoi seorang munafikin, kenapa engkau sholatkan?” berkata Rasulullah Saw “ya Umar belum ada larangan dari Allah Swt untuk aku menyolatkan kepadanya walaupun ia orang munafik”. Maka disholatkan oleh Rasul saw seblum turun ayat “wala tusholli a’la…wala ” jangan sekali – kali kalian menyolatkan salah satu dari orang munafik. Rasulullah saw melarang menyolatkan jenazah daripada orang munafik dan tidak boleh berdiri di kuburannya atau pekuburan mereka. Maka dikatakan oleh ahli tafsir setelah turunnya ayat ini “beruntung kepada munafikin Abdullah bin Ubay bahwasanya ia mendapatkan ampunan dari Allah Swt berkat shalatnya Rasulullah Saw untuknya”. Lihat akhlaknya Rasulullah Saw, beliau saw tahu ini orang munafik tapi beliau saw mendatanginya bukan hanya memberikan kain kafan tapi menyolatkannya.

Maka kita berusaha agar bagaimana akhlak kita menjadi akhlak yang baik. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah saw. Kita selalu memohon dan meminta kepada Allah Swt disamping kita berusaha, kita juga berdoa sebagaimana Baginda Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita bagaimana beliau saw berdoa dan meminta kepada Allah Swt untuk diberikan petunjuk dan menjadi amalan – amalan yang paling baik. Diantaranya yaitu akhlak yang mulia. Maka Rasulullah saw mengajarkan kita, apabila seseorang ingin bercermin ucapkanlah “Allahumma kamaahassanta khalqiy fahassin khuluqiy” maka sebagaimana Engkau memperbaiki bentuk dan rupaku Ya Allah, maka perbaikilah juga akhlakku. Yang dhahir minta diperbaiki oleh Allah dan yang bathin juga minta diperbaiki oleh Allah. Kita adalah manusia tidak sama dengan hewan, kita tidak sama dengan tumbuh – tumbuhan. Tumbuh – tumbuhan kalau mati kembalinya kepada tanah, kalau binatang mati kembalinya menjadi tanah, itu pepohonan kalau mati akan kembali menjadi tanah. Akan tetapi engkau wahai manusia apabila engkau meninggal dunia engkau bukan kembali kepada tanah, walaupun jasadmu dilianglahatkan ke dalam tanah akan tetapi ruhmu akan kembali kepada Allah Swt. Ruhmu naik keatas menghadap Allah Swt, akan menghadap Allah Swt apabila sebagaimana kita yaitu ruh kita, santapan rohani kita. Akhlak mulia yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw itu akan mengangkat derajat kita.

Dikatakan bahwasanya dengan akhlak yang mulia, seseorang bisa mengalahkan daripada amalan – amalan orang yang berpuasa, amalan – amalan orang yang shalat qiyamullail. Mungkin engkau bisa shalat, membutuhkan waktu 4 jam. Mungkin hal seperti ini membutuhkan waktu 4 jam atau berpuasa sekian bulan engkau berpuasa sunnah. Akan tetapi dengan perbuatan akhlak yang mulia, budi pekerti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw bisa mempercepat naiknya derajatmu disisi Allah Swt. Maka dari itu marilah kita berusaha sebagaimana dhahiran kita diperbaiki oleh Allah Swt dalam bentuk rupa yang baik danjangan lupa juga kita memperbaiki yaitu bentuk bathin kita, akhlak kita yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Saw, bagaimana kita bisa berakhlak yang mulia sebagaimana akhlaknya Rasulullah Saw.

Dikatakan mudah – mudahan Majelis Rasulullah Saw ini dilimpahi keberkahan. Majelis seperti ini dicintai Nabi saw, majelis seperti ini menggembirakan hati Nabi saw yang banyak hadir di majelis ini kaum pemuda – pemudi, anak – anak, anak – anak muda ini yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad Saw. Karena di dalam setiap peperangan banyak didapati daripada kaum pemuda. Pernah satu kali Sayyidina Abdurrahman bin Auf, sahabat Rasulullah Saw tatkala beliau sedang didalam barisan beliau menengok ke sevelah kanan didapati semua banyak anak – anak muda, beliau menengok ke sebelah kiri rata – rata yang ada anak – anak muda. Maka tiba – tiba sedang asyiknya sudah siap menghadapi musuh, tiba – tiba ada dikutan dari samping kanannya Sayyidina Abdurrahman bin Auf, ada yang nyolek Sayyidina Abdurrahman bin Auf maka Sayyidina Abdurrahman bin Auf menoleh ke sebelah kanannya. Ini ada anak kecil belum begitu besar, umurnya belasan tahun, “apa yang kau mau, apa yang kau inginkan wahai anak muda?” anak itu berkata “wahai Abdurrahman tunjukkan padaku mana yang namanya Abu Jahal?” ini anak muda ikut perang mau mencari mana yang namanya Abu Jahal. “untuk apa kau mencari Abu Jahal”, kata Sayyidina Abdurrahman bin Auf. Anak itu menjawab “telah sampai kepadaku kabar bahwasanya Abu Jahal itu yang selalu menyakiti Rasulullah Saw. Waktu di kota Makkah, belum hijrah ke Madinah sampai kabar kepadaku bahwasanya Abu Jahal ini orang yang selalu menyakiti Rasulullah saw, orang yang selalu mengganggu Rasulullah saw, maka tolong kau beritahu padaku ya Abdurrahman mana itu Abu Jahal, aku ingin membunuhnya?”.

Belum selesai anak ini berbicara ada colekan lagi dari sebelah kiri “ada apa ini?” Sayyidina Abdurrahman menoleh anak muda juga, pertanyaannya sama dengan yang sebelah kanan. Sayyidina Abdurrahman bin Auf berkata “untuk apa kau mencari – cari Abu Jahal”, berkata sang anak “telah sampai kepadaku bahwasanya Abu Jahal ini adalah musuh Allah yang banyak menggoda dan mengganggu Rasulullah Saw di Makkah”. Maka Sayyidina Abdurrahman bin Auf melihat semangat dari si anak muda ini, tidak lama kemudian Sayyidina Abdurrahman bin Auf melihat itu yang namanya Abu Jahal dikelilingi oleh para musuh – musuh yang lain. Panah disebelah kirinya dan disebelah kanannya Abu Jahal, maka tatkala Sayyidina Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada yang di sebelah kanannya “hai anak muda itulah yang namanya Abu Jahal”. Belum sempat memberi saran, memberi petunjuk “hai hati – hati Abu Jahal orang jahat”, belum sempat mengatakan itu langsung anak muda itu tanpa tawar – menawar langsung terjun dihadapinya itu Abu Jahal, ia lemparkan tombaknya ke dada Abu Jahal. Si anak sebelah kiri bertanya “mana itu Abu Jahal?” Sayyidina Abdurrahman berkata “itu”. Langsung si anak terjun menghadapi Abu Jahal, ia senang ingin membunuh Abu Jahal karena kebenciannya kepada Abu Jahal karena Abu Jahal sering menyakiti Rasulullah Saw. Lihat kaum pemuda dimasa Nabi Muhammad Saw, mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi Nabi Muhammad Saw. Mereka para pemuda – pemuda yang sangat dicintai oleh Rasulullah Saw.

Jazakallahu khair jaza Guru kita yang kita muliakan fadhilatul ustadz ad da’i illaAllah Sayyidil Habib Musa bin Ja’far Assegaf mataanAllahu bihi, semoga Allah memanjangkan usia beliau, semoga Allah melimpahkan keberkahan dan kebahagiaan kepada beliau di dunia dan akhirat, dan memberikan usrah di dalam dakwah beliau di seluruh permukaan bumi. Karena beliau ini baru kembali dari Inggris beberapa waktu yang lalu dan mendatangi negeri – negeri Eropa. Sudah semakin luas dakwah Nabi kita Muhammad Saw yang hampir saja mulai padam dan kini mulai saatnya bangkit. Dan malam ini kita berjumpa dengan beliau, semoga Allah memberi keluasan di dalam bimbingan dan dakwah beliau. Amin Allahumma Amin.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan puji kehadirat Allah Jalla Wa Alla, yang telah mengumpulkan kita dalam kehadirat agung ini, didalam rahasia pengampunan Illahi. Telah kita dengar sabda Nabi kita Muhammad Saw “inna min ahabbikum ilayya ahsanakum akhlaq” sungguh yang paling kucintai diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Jawablah lamaran Sang Nabi saw untuk dicintai oelh beliau saw. Kecintaan beliau dunia dan akhirat. Keberuntungan dunia dan akhirat, kebahagiaan dunia dan akhirat, kemewahan yang abadi mendekat dengan beliau saw di yaumal qiyamah. Hadirin ketika nafas telah mencapai tenggorokkan kita dan saat nafas itu berakhir, semoga nafas itu berakhir dalam cinta kita kepada Nabi Muhammad Saw. Bagaimana riwayat Shahih Bukhari Rasul saw memuji kaum anshar “man ahabbahum ahabbullah waman abghadhahum abghadhahullah.” barangsiapa yang mencintai kaum anshar maka mereka dicintai Allah, barangsiapa yang membenci kaum anshar maka mereka dibenci Allah. Ini kaum anshar, lebih – lebih lagi Sayyidina Muhammad Saw. Barangsiapa yang mencintai beliau akan dicintai Allah. Rabbiy halalkan sanubari kami untuk selalu mencintai Nabi kami Muhammad Saw dan bukakan bagi kami gerbang keluasan cinta-Mu kepada kami karena kami mencintai Nabi Muhammad Saw. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram

Kita bermunajat kepada Allah memohon pengampunan atas dosa – dosa kita dan dosa saudari – saudari kita muslimin – muslimat yang terjebak dalam dosa dan kesalahan sebab perbuatan mereka mulai dari muncul lagi musibah di permukaan bumi Indonesia ini maka Rabbiy kami meminta pengampunan untuk kami dan muslimin – muslimat yang penuh dosa, mereka yang terjebak dalam kemaksiatan hujani dengan hidayah. Mereka yang terjebak dalam perzinahan hujani mereka dengan taubat, mereka yang terjebak didalam perjudian dan segala kemunkaran dan segala kerusakan akidah hujani mereka dengan hidayah dan rahmat. Kami bermunajat untuk kami dan ayahbunda kami dan negeri kami dan seluruh wilayah muslimin khususnya negeri muslimin terbesar di muka bumi ini. Rabbiy Rabbiy jangan Kau jadikan pemimpin yang muncul diantara kami pemimpin yang biadab, pemimpin yang tidak membela akidah Islam, pemimpin yang tidak membela kedamaian, kami minta pemimpin yang baik, yang membawa kedamaian, kemakmuran, menegakkan keadilan, menindas kedhaliman, mengamankan mereka – mereka yang lemah. Ya Rahman Ya Rahim mereka yang terjebak didalam kesalahan dari pemimpin – pemimpin kami, beri mereka hidayah, kenalkan mereka kepada sujud.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Kami berdoa cukupkan musibah Ya Rabb, kami mengakui dosa kami dan dosa muslimin – muslimat, kami risau melihat hujan yang semakin hari semakin deras, dan ingin terus membenahi dosa – dosa kami yang makin deras. Rabbiy maka cukupkanlah hujan – hujan yang membawa musibah, turunkanlah hujan hidayah, turunkanlah hujan taubat, Ya Rahman Ya Rahim wahai Allah tahanlah musibah sebelum turun dari langit, Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzathtahuli wal in’am Hadirin – hadirat dan kita lanjutkan dengan doa bersama meminta keselamatanbagi muslimin – muslimat. Dan juga ingin saya sampaikan kepada hadirin bahwa saya banyak diminta untuk menyampaikan tausiyah di acara – acara partai politik dan saya akan datangi undangan mereka karena saya tidak berani menolak ketika orang banyak mengadakan banyak hal yang padanya dosa lalu saya diminta memberi peringatan dan saya tidak mampu menolaknya, saya harus datang dan menyampaikan tausiyah. Maka jangan kaget jika saya muncul di banyak acara partai – partai politik. Sungguh ini untuk dakwah Sayyidina Muhammad Saw. Kita harus mendakwahi semua kelompok masyarakat dari yang terbawah sampai yang teratas harus disampaikan kemuliaan Allah dan Rasul saw. Biarkan semua bendera – bendera naik di dunia ini dan tidak ada bendera yang abadi kecuali bendera Sayyidina Muhammad Saw. Kita berdoa bersama dengan keberkahan Habib Musa bin Ja’far dan juga para tamu dan para habaib kita dari Malang dan Surabaya dan para da’i besar kita, semoga malam ini menjadi malam yang banyak turunnya rahmatnya Allah kepada kita. Amin Allahumma Amin..

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 22 April 2009 )